MUARA TEWEH/TABENGAN.CO.ID – Gelora budaya mengalir deras di Arena Terbuka Tiara Batara, Muara Teweh, seiring dibukanya Festival Tandak Intan Kaharingan XII Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah, Senin (24/11). Event budaya yang berlangsung hingga 26 November 2025 ini, mempersatukan ribuan peserta dari berbagai penjuru Bumi Tambun Bungai.
Mereka berkompetisi dan memamerkan keagungan seni tradisi serta kekayaan spiritual Kaharingan yang tetap lestari. Suasana pembukaan tak hanya diwarnai dengan kemeriahan, tetapi juga makna. Acara ini mendapat apresiasi tinggi dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.
Mewakili Gubernur Kalteng, Asisten II Herson B. Aden menyatakan bahwa festival ini telah menjadi benteng kokoh bagi pelestarian budaya daerah di tengah arus modernisasi. Lebih dari sekadar ajang kompetisi, Herson menegaskan peran strategis festival ini.
“Kegiatan ini merupakan wadah untuk membangun generasi Hindu Kaharingan yang beriman, serta memperkuat persaudaraan dalam semangat menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya di hadapan para undangan dan peserta, menekankan dimensi pembangunan karakter dan nasionalisme dalam event budaya ini.
Pernyataan senada disampaikan Ketua Umum Lembaga Pengembangan Tandak Intan Kaharingan (LPT-IK) Pusat, Parada LKDR. Ia menyebut festival ini adalah sebuah gerakan budaya yang menyasar akar rumput.
Menurutnya, Tandak Intan Kaharingan bukan hanya pertunjukan, tetapi medium untuk menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Kitab Penuntun.
“Melalui tema Kolaborasi Harmoni Mewujudkan Kalteng Berkah dan Bermartabat, kita tidak hanya meneguhkan kearifan lokal tetapi juga secara aktif mempererat kanyang hantei dalam kehidupan bermasyarakat,” tegas Parada. Tema ini dipilih sebagai penyeimbang di era global, dengan kolaborasi sebagai kunci mempertahankan identitas budaya.
Momen pembukaan berlangsung spektakuler dan sarat simbol. Tradisi menyumpit (manyipet) ke target di layar vitron menjadi pertanda dimulainya rangkaian festival, sebuah adegan yang mengingatkan semua pihak pada kearifan dan ketangkasan leluhur. Kemeriahan kemudian berlanjut dengan penyerahan piala bergilir Gubernur Kalteng yang menjadi rebutan, diikuti oleh berbagai penampilan tari yang memukau.
Puncak dari suasana kebersamaan itu adalah tarian Manasai bersama. Puluhan hingga ratusan orang, dari pejabat, undangan, hingga masyarakat, berbaur menari dalam irama yang sama. Momen ini mengukuhkan festival bukan hanya sebagai ajang pertandingan, tetapi sebagai perayaan kebersamaan dan kesetaraan warga Kalteng.
Bupati Barito Utara H Shalahuddin dalam sambutannya menyampaikan, Festival Tandak Intan Kaharingan ini merupakan momentum penting untuk melestarikan seni, budaya, serta nilai-nilai luhur masyarakat Dayak Kaharingan sebagai bagian dari kekayaan identitas Kalteng. Diharapkan festival ini dapat mempererat kebersamaan antarkomunitas budaya di Kalteng, serta memberikan dampak positif bagi pengembangan pariwisata daerah.
Lomba dilaksanakan di beberapa tempat, antara lain Arena Terbuka Tiara Batara, Gedung Balai Antang, Aula Bepperida, Aula Tandak, dan Lapangan Pura. Festival ini menyuguhkan 11 cabang perlombaan yang melibatkan berbagai elemen seni dan budaya Kaharingan, seperti Lomba Kandayu Perorangan, Lomba Kandayu Beregu, Lomba Matir Basarah, Lomba Pandahan, Lomba Sarana dan Prasarana Upacara, Lomba Vokal Grup, Lomba Manandak, Lomba Karungut, Lomba Pembacaan Kitab Suci Panaturan, Lomba Tarian Bernafaskan Agama Hindu Kaharingandan
Lomba Cerdas Cermat. c-old





