PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Suasana penuh kebanggaan menyelimuti kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispursip) Kalimantan Tengah saat penyerahan hadiah Lomba Karya Tulis Cerita Daerah dan Bercerita Tingkat Provinsi Kalteng Tahun 2025, Kamis (27/11).
Moment ini menjadi penutup rangkaian lomba yang telah menghidupkan kembali semangat para pelajar dalam menggali dan merawat kisah-kisah budaya lokal.
Lomba yang berlangsung pada 17–18 November di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalteng tersebut menjadi wadah bagi generasi muda untuk menunjukkan bakat menulis dan bercerita.
Tak hanya hadiah dari Dispursip, para pemenang juga menerima dukungan dari berbagai sponsor seperti Bank Kalteng, Bank Indonesia, Jamkrida dan Hotel Fovere, yang secara terpisah menyerahkan apresiasi tambahan.
Adapun daftar pemenang lomba yakni, Juara 1 Agnes Adonnara (SMAN 3 Palangka Raya), Juara 2 Alia Ramadani (SMAN 2 Palangka Raya), Juara 3 Syifa Salsabila P. (MAN Kota Palangka Raya), Harapan 1 Nazma Abida Putri (MAN Kota Palangka Raya), Harapan 2 Thania Lorenza P.T (SMAS Golden Christian School) dan Harapan 3 Nayla Madani Az Zahra (SMAN 2 Palangka Raya).
Kepala Dispursip Kalteng, Adiah Chandra Sari, menyampaikan apresiasi tinggi kepada para peserta dan menekankan bahwa kegiatan ini lebih dari sekadar perlombaan.
Menurutnya, ajang tersebut merupakan bagian dari gerakan pelestarian literasi budaya yang perlu terus dipupuk di lingkungan sekolah.
“Saya berharap sekolah semakin aktif membimbing siswanya menulis cerita daerah. Jika pembinaannya kuat sejak awal, bukan hanya jumlah peserta yang bertambah, tapi kualitas karya dan penampilan mereka juga akan meningkat. Ini penting agar cerita-cerita lokal kita tidak hilang ditelan zaman,” ujarnya.
Adiah berharap lomba ini dapat menjadi pemicu lahirnya ruang-ruang kreatif baru di sekolah, sehingga gerakan literasi berbasis budaya lokal bisa tumbuh secara mandiri.
Ia menilai kedekatan siswa dengan cerita rakyat menjadi fondasi kuat dalam membangun identitas generasi masa kini.
“Kami ingin kegiatan ini tidak berhenti sebagai agenda tahunan. Harapannya menjadi gerakan yang hidup di sekolah, sehingga semakin banyak ruang kreatif yang dapat melahirkan penulis muda dan pencerita yang bangga terhadap budaya Kalteng,” tambahnya.
Sebagai juara pertama, Agnes Adonnara mengaku bangga sekaligus terinspirasi melalui pengalaman mengikuti lomba ini. Baginya, ajang tersebut bukan hanya tempat berkompetisi, tetapi juga ruang belajar dan bertukar ide.
“Perlombaan ini menjadi tempat kami untuk menuangkan ide-ide kreatif dan melatih kepercayaan diri kami,” tutur Agnes.
Ia berharap Dispursip terus mengembangkan program berbasis literasi dan sastra agar semakin banyak pelajar dapat merasakan manfaat yang sama, sekaligus memastikan cerita-cerita lokal tetap terjaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Dengan antusiasme yang tampak dari peserta maupun penyelenggara, Lomba Karya Tulis Cerita Daerah dan Bercerita 2025 menjadi bukti bahwa literasi budaya masih memiliki tempat kuat di hati generasi muda Kalimantan Tengah.c-nws





