PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Dapil Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustin Teras Narang mengingatkan seluruh pihak siaga dan telah siap melakukan mitigasi bencana, sebagai antisipasi sekaligus persiapan penanganan cepat bila dibutuhkan.
Pasalnya, imbuh Teras, berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang dirilis dalam pemberitaan yang ia baca, potensi curah hujan di wilayah Kalteng masih tinggi.
“BMKG melaporkan bahwa potensi hujan yang masuk kategori siaga untuk hari ini ada di Sukamara, Kotawaringin Barat bagian Selatan, Seruyan bagian Selatan, Kotawaringin Timur, Katingan bagian Selatan, Barito Selatan, dan Barito Timur. Selanjutnya disebut pada Selasa (9/12/2025), hujan sangat lebat akan turun di Sukamara dan Seruyan bagian Selatan,” ujar Teras.
Gubernur Kalteng periode 2005-2015 itu mengharapkan, dengan pengalaman kebencanaan yang telah kita alami, pemerintah daerah di seluruh Kalteng lebih cakap dan rapi dalam melakukan mitigasi. Musim hujan mesti disikapi dengan arif dan cermat, serta edukasi kebencanaan juga perlu semakin dibangun sejak dini di sekolah hingga desa-desa kita.
Tokoh pembangunan Kalteng itu juga mengingatkan, kita tidak boleh kalah dengan pengetahuan nenek moyang yang dengan kearifan lokalnya telah membangun pola hidup bersama dan rumah model huma betang yang arsitekturnya didesain sebagai pertahanan dari musuh, hewan buas, hingga banjir.
“Artinya dengan perangkat digital dan pengetahuan yang berkembang, harus ada inovasi dalam penanganan antisipasi kebencanaan. Bahkan bila perlu kajian hingga rekayasa sosial atas arsitektur rumah dan bentuk pemukiman di daerah-daerah yang dekat dengan Daerah Aliran Sungai, sehingga dapat disesuaikan dan meminimalisir risiko saat ada bencana banjir,” katanya.
Teras juga mengajak masyarakat untuk lebih berdaya dan antisipatif. Pada tingkat kelurahan dan desa, bahkan RT dan RW, agar punya mitigasi bencana level komunitas. Membangun kebiasaan-kebiasaan baik dari rumah soal pengelolaan sampah dan lahan, hingga merawat saluran-saluran air.
Termasuk menyiapkan perangkat bersama penanganan bencana banjir seperti perahu dan secara berkala menggelar simulasi kebencanaan agar tidak perlu menimbulkan kepanikan atau korban.
Ia mencontohkan, sebagaimana Jepang dan Taiwan berlatih menyesuaikan diri dengan bentang alam mereka yang rawan gempa setiap tahunnya dan ada pendidikan kebencanaan, kita pun kiranya juga mulai membiasakan diri untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan kita termasuk potensi bencana yang dimiliki.
”Di tengah musim hujan ini mari tingkatkan semangat kebersamaan, dan kita bangun budaya tanggap bencana di Kalteng dari tiap rumah tangga, komunitas, desa, hingga pemerintah daerah sesuai kapasitasnya. Saling mendukung dan bekerja sama menjaga Kalteng agar terhindar dari bencana, saling mengingatkan menjaga keseimbangan pembangunan ekonomi dan ekologi demi kesejahteraan bersama,” ajaknya.
Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi? ist





