MUARA TEWEH/TABENGAN-Debat publik Pilkada Barito Utara 2025 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat, Jumat malam (25/7)di Balai Antang Muara Teweh, berlangsung dinamis.
Pantauan media ini, secara keseluruhan debat berjalan lancar dan kondusif. Ketika memasuki sesi tanya jawab, masing-masing pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati terlihat saling kritik dan mempertanyakan program unggulan satu sama lain.
Pada sesi pertama menjawab pertanyaan panelis, paslon nomor urut 2 Jimmy-Inry mempertanyakan program pendidikan gratis 16 tahun yang kerap digaungkan oleh Shalahuddin-Felix. Menurut Jimmy program tersebut melampui kewenangan Kabupaten karena SMA dan Kuliah kewenangan Provinsi dan Kementerian.
“Salah satu program paslon 01 adalah pendidikan gratis 16 tahun, bagaimana program ini bisa diwujudkan sementara tanggung jawab dan kewenangan kabupaten hanya sampai tingkat SMP,” tanya Jimmy.
Terhadap pertanyaan tersebut, Shalahuddin dengan tegas mengatakan program pendidikan gratis 16 sudah dikonsultasikan dengan sejumlah pihak baik itu Kementerian Pendidikan dan juga Pemerintah Provinsi serta anggaran kita sangat cukup.
“Kita sudah konsultasi dengan Kementerian Pendidikan, Kementerian Keuangan dan juga pemerintah Provinsi Kalteng. Program ini sangat bisa diwujudkan. Tanggungan Provinsi untuk pendidikan hanya untuk anak-anak yang miskin dan itu hanya 35 persen jumlahnya. Kita akan lakukan sharing yang mana yang punya Provinsi dan yang punya kita, itu akan berbagai,” terangnya.
“Pada prinsipnya kami berkomitmen membantu anak-anak kita yang sulit dapat akses pendidikan baik ke Sekolah Menengah Atas maupun Pendidikan Tinggi. Sehingga tidak menutup kemungkinan, anak petani bisa menjadi dokter, bisa menjadi perwira,” ujarnya.
Pada sesiain ketika berbicara tentang infrastruktur, Shalahuddin-Felix menyoroti belum selesainya pembangunan beberapa jembatan peninggalan masa jabatan bupati sebelumnya.
Mantan Kepala Dinas PUPR Provinsi Kalimantan Tengah, menyampaikan kritiknya saat memberikan pertanyaan kepada paslon nomor urut 2, Jimmy Carter-Inriaty Karawaheni.
Ia menekankan pentingnya menyelesaikan proyek infrastruktur tepat waktu, bahkan jika perlu menggunakan skema multiyears.
“Seorang kepala daerah tidak boleh meninggalkan pekerjaan yang tidak tuntas, karena menyangkut struktur penting seperti jembatan. Jika tidak diselesaikan, bisa jadi hanya akan menjadi besi tua yang mubazir,” tegas Shalahuddin.
Ia mengaku selama blusukan ke sejumlah desa, menemukan setidaknya tiga jembatan yang terbengkalai. Bila terpilih, kata dia, proyek-proyek tersebut akan dievaluasi terlebih dahulu sebelum diputuskan untuk dilanjutkan atau tidak.
“Kalau kami lanjutkan, kami akan hitung dan evaluasi. Tapi kalau tidak, PR ini akan jadi beban penerus. Kalau sejalan tidak masalah, tapi kalau tidak? Ini harus jadi pelajaran,” tambahnya.
Terpisah usai debat, Jimmy Carter, mengakui puas dengan hasil debat yang diikuti. Politisi demokrat itu merasa publik kini dapat menilai secara langsung kapabilitas dan komitmen masing-masing calon.
“Masyarakat bisa melihat siapa yang hanya pandai bicara dan siapa yang bisa membuktikan dengan kinerja. Kami bukan pemimpin yang banyak omong, tapi menunjukkan hasil kerja,” ujar Jimmy.
Ia menegaskan, dirinya bersama Inriaty Karawaheni lebih mengedepankan kerja nyata daripada retorika. Jimmy juga optimistis visi dan misi yang mereka usung akan diterima masyarakat Barito Utara.
“Dengan kerja keras dan doa masyarakat, kami yakin visi-misi kami bisa membawa perubahan,” pungkasnya. (Old)