PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Setelah melalui proses panjang dan penantian, Jemaat Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Maranatha di Palangka Raya, Kamis (31/7), menggelar ibadah kebaktian syukur yang menandai dimulainya pembangunan ulang gedung gereja mereka.
Bangunan utama gereja ini sebelumnya ludes dilalap si jago merah dalam insiden kebakaran yang mengejutkan pada tahun lalu. Momen ini menjadi titik balik penting bagi seluruh jemaat untuk kembali membangun rumah ibadah mereka dari puing-puing.
Wakil Ketua Majelis Pertimbangan Majelis Sinode GKE, Agustin Teras Narang menyatakan, ibadah syukur ini merupakan simbol dimulainya babak baru.
“Hari ini merupakan kebaktian syukur proses dimulainya pembangunan Gereja Maranatha, jadi kita melaksanakan ibadah kebaktian bersama para jemaat,” ujar Teras Narang, yang juga mantan Gubernur Kalimantan Tengah dua periode kepada Tabengan, Kamis (31/7).
Ia menambahkan, seluruh prosedur dan perizinan yang diperlukan telah rampung, sehingga proses pembangunan dapat segera dimulai tanpa hambatan berarti.
Pembangunan kembali Gereja GKE Maranatha ini dipandang sebagai langkah besar yang memerlukan persiapan matang agar dapat terlaksana sesuai harapan.
Dukungan dari berbagai pihak menjadi kunci utama. Teras Narang secara khusus menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Kalteng H Agustiar Sabran.
“Kita juga harus berterima kasih atas bantuan Pak Gubernur Kalteng karena telah berkenan membantu proses pembangunan,” tegasnya, menyoroti peran penting pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan fasilitas keagamaan.
Dari sisi pendanaan, upaya kolektif telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Dana yang berhasil dihimpun dari swadaya jemaat Gereja GKE Maranatha mencapai angka Rp1,2 miliar. Angka ini kemudian diperkuat dengan bantuan signifikan dari pemerintah daerah, yang mencapai sekitar Rp20 miliar. Meski demikian, Teras Narang mengakui bahwa total kebutuhan biaya pembangunan belum dapat dipastikan secara detail.
“Untuk kebutuhan total belum diketahui, sembari melihat proses pembangunan,” ungkapnya, menekankan bahwa anggaran akan disesuaikan seiring berjalannya proyek.
Insiden kebakaran yang menimpa Gereja GKE Maranatha pada beberapa waktu silam sempat menimbulkan keprihatinan mendalam di kalangan jemaat dan masyarakat luas. Kobaran api yang cepat membesar menyebabkan kerusakan parah pada struktur bangunan.
Tragedi ini tidak hanya merenggut fisik bangunan, tetapi juga menjadi ujian kebersamaan dan ketahanan iman jemaat. Namun, semangat gotong royong dan dukungan lintas sektor membuktikan bencana dapat menjadi pemicu untuk bangkit lebih kuat. Pembangunan ulang Gereja GKE Maranatha ini ditargetkan rampung pada pertengahan tahun 2026 mendatang.
Dengan perencanaan yang matang, dukungan finansial yang solid, serta semangat kebersamaan jemaat dan pemerintah daerah, diharapkan gedung gereja ini dapat berdiri kokoh kembali, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol ketahanan dan persatuan masyarakat Palangka Raya. Jemaat berharap, selesainya pembangunan akan memungkinkan mereka kembali beribadah dengan nyaman dan melanjutkan kegiatan spiritual serta sosial kemasyarakatan yang selama ini terhenti. rmp