PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangka Raya mengeluarkan peringatan dini terkait peningkatan signifikan ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Kalimantan.
Peringatan ini dikeluarkan berdasarkan pantauan satelit Himawari-9 yang mencatat penambahan titik panas (hotspot) berkepercayaan tinggi sebanyak 22 titik pada 30 Juli 2025.
“Data terbaru ini menunjukkan sinyal kuat akan meningkatnya risiko Karhutla, khususnya di wilayah Kalimantan jika dibandingkan dengan kondisi pekan lalu,” ungkap Renianata, Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut, Jumat (1/8).
Selain meningkatnya ancaman Karhutla, BMKG juga mengingatkan adanya potensi cuaca ekstrem yang mengancam sebagian wilayah di Indonesia. Di Kalteng, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpeluang terjadi dan dapat disertai kilat/petir serta angin kencang.
“Daerah perlambatan angin atau konvergensi terpantau di wilayah Kalteng. Ini dapat memicu pertumbuhan awan hujan secara signifikan,” katanya.
Menurutnya, kelembaban udara yang tinggi serta kondisi atmosfer yang labil turut mendukung pembentukan awan konvektif penyebab hujan.
“Suhu udara di wilayah Kalteng saat ini berada di kisaran 23°C hingga 33°C, dengan kelembaban antara 55% hingga 100%. Sementara arah angin dominan bertiup dari Timur hingga Barat Daya dengan kecepatan 5–25 km/jam,” jelasnya.
Wilayah yang diperkirakan terdampak hujan sedang hingga lebat meliputi Kabupaten Kotawaringin Barat, Sukamara, Lamandau, Kotawaringin Timur, Seruyan, Katingan, Gunung Mas, Pulang Pisau, Murung Raya, Barito Utara, Barito Selatan, serta Kota Palangka Raya.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, termasuk Karhutla dan hujan lebat yang bisa menyebabkan banjir, tanah longsor, maupun angin kencang. Pihaknya juga mendorong sinergi antara masyarakat dan instansi terkait dalam upaya mitigasi bencana. dte