PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, fenomena unik namun menuai pro dan kontra muncul di berbagai daerah, termasuk di Kalimantan Tengah (Kalteng). Fenomena tersebut adalah munculnya poster dan bendera bajak laut fiksi dari serial anime Jepang One Piece, yakni bendera hitam bergambar tengkorak tersenyum mengenakan topi jeram simbol kelompok bajak laut Straw Hat yang dipimpin tokoh utama Monkey D. Luffy.
Di Palangka Raya, poster dan atribut bergambar tokoh One Piece sempat terlihat saat aksi demonstrasi menolak program transmigrasi di depan Kantor Gubernur Kalteng, Senin (4/8). Aksi yang didominasi anak muda itu memancing perhatian publik lantaran sejumlah peserta membawa poster dengan simbol One Piece.
Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Provinsi Kalteng melalui Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Leonard S Ampung menegaskan, pengibaran bendera One Piece tidak diperbolehkan, terlebih menjelang peringatan hari kemerdekaan Indonesia.
“Untuk bendera One Piece enggak boleh, ya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah-sejarah, dimulai dari pertumpahan darah para pahlawan kita yang berjuang mempertahankan Merah Putih demi kemerdekaan. Jadi simbol perjuangan kita adalah Merah Putih, bukan yang lain,” tegas Leonard saat ditemui wartawan di Palangka Raya, Kamis (7/8).
Ia menambahkan, Pemprov akan menyerahkan penanganan terhadap pengibaran simbol non-negara seperti bendera bajak laut tersebut kepada aparat penegak hukum (APH).
“Jika ada yang mengibarkan, kita serahkan kepada instansi berwenang. Ada kepolisian, ada TNI, dan seterusnya,” ujarnya.
Isu ini juga ramai diperbincangkan di media sosial. Sebagian warganet membela pengibaran bendera One Piece sebagai bentuk kreativitas dan identitas komunitas, sementara sebagian lainnya mengecamnya karena dianggap tidak menghormati nilai-nilai nasionalisme.
“Bendera Luffy itu cuma buat seru-seruan. Enggak ada maksud menghina kok,” tulis seorang pengguna di platform X (sebelumnya Twitter).
Fenomena ini mencerminkan dinamika identitas generasi muda Indonesia di tengah derasnya arus budaya global. Namun, di tengah semangat memperingati 80 tahun kemerdekaan, pemerintah mengingatkan agar simbol perjuangan bangsa tetap ditempatkan di atas segalanya.
“Bendera Merah Putih bukan sekadar kain dua warna, melainkan simbol pengorbanan, sejarah, dan jati diri bangsa yang harus dijaga bersama,” pungkas Leonard. ldw