Jadi Anggota Senat Kehormatan UMPR, Gubernur Kukuhkan Guru Besar dan Lepas 2000 Wisudawan UMPR 

Jadi Anggota Senat Kehormatan UMPR, Gubernur Kukuhkan Guru Besar dan Lepas 2000 Wisudawan UMPR 
ANGGOTA KEHORMATAN-Gubernur  saat menerima SK sebagai Anggota Senat Kehormatan UMPR yang diserahkan langsung oleh Rektor UMPR Muhammad Yusuf.FOTO TABENGAN/YULIANUS

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H Agustiar Sabran mengukuhkan Prof. Dr. Ir. Chandra Anugrah Putra, M.I.Kom sebagai Guru Besar Bidang Teknologi Pendidikan sekaligus melepas 2.000 wisudawan dan wisudawati dari jenjang Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMP), Jumat (31/10), di Palangka Raya.

Dalam sambutannya, Gubernur Agustiar Sabran menyampaikan rasa syukur dan kebahagiaannya dapat hadir di tengah keluarga besar UMP pada momen penuh makna tersebut.

Alhamdulillah di hari yang bahagia ini kita bersama-sama bersilaturahmi dalam rangka menghadiri wisuda anak-anak kita Universitas Muhammadiyah Palangka Raya dalam keadaan sehat walafiat. Dengan bersilaturahmi, kita bisa membangun kebersamaan. Dengan kebersamaan, kita bisa memperkuat koordinasi, dan dengan koordinasi, kita bisa mudah mendapatkan informasi serta mengantisipasi berbagai hal,” ujarnya.

Agustiar menyampaikan selamat dan sukses kepada para wisudawan dan wisudawati yang telah berhasil menyelesaikan studinya. Ia juga memberikan ucapan khusus kepada Prof. Dr. Ir. Chandra Anugrah Putra, M.I.Kom atas dikukuhkannya sebagai Guru Besar Bidang Teknologi Pendidikan.

“Saya mengucapkan selamat dan sukses kepada wisudawan dan wisudawati, serta kepada Prof. Chandra Putra atas pencapaiannya sebagai Guru Besar. Saya juga menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar UMP, khususnya Bapak Rektor, atas pengukuhan saya sebagai Dewan Senat Kehormatan. Insya Allah, amanah ini akan saya jalankan dengan penuh tanggung jawab, baik secara pribadi maupun sebagai Gubernur Kalimantan Tengah,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Agustiar juga menegaskan komitmennya dalam membangun Kalteng, terutama di bidang pendidikan, sebagai salah satu prioritas utama selain infrastruktur, kesehatan, perekonomian, dan penguatan kearifan lokal.

“Kami ingin meningkatkan harkat dan martabat masyarakat Dayak Kalimantan Tengah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak boleh kita berdiri sendiri. Kita harus membaur dan bersama-sama membangun daerah ini,” tegasnya.

Gubernur mengungkapkan bahwa salah satu program unggulan pemerintah provinsi adalah “Satu Rumah Satu Sarjana”. Program ini, kata dia, menyasar masyarakat di pedalaman agar tidak tertinggal dalam pendidikan.

Pemprov Kalteng terus berkomitmen dalam pemerataan akses dan peningkatan kualitas pendidikan. Tahun 2025, Pemprov telah menyalurkan Program Kuliah Gratis Satu Rumah Satu Sarjanakepada 3.060 mahasiswa se-Kalimantan Tengah. Program ini akan terintegrasi dalam Program Prioritas Huma Betang Sejahtera, yang mencakup bantuan di bidang pendidikan, kesehatan, pangan, ekonomi, dan sosial.

“Kami tidak ingin melihat masyarakat pedalaman tertinggal dalam hal pendidikan. Program Satu Rumah Satu Sarjana akan kami fokuskan bagi masyarakat di pedalaman, karena di sanalah kebodohan masih harus diberantas. Pendidikan adalah kunci untuk memutus rantai kemiskinan dan kebodohan,” jelasnya.

Ia menambahkan, kualitas sumber daya manusia bukan hanya diukur dari ilmu, tetapi juga dari adab.

“Yang kami inginkan bukan hanya tinggi ilmunya, tetapi juga tinggi adabnya. Jangan sampai ilmu mengalahkan adab,” pesan Agustiar.

Dalam momen penuh haru itu, Gubernur juga menuturkan perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan sejak kecil, sebagai motivasi bagi para wisudawan.

“Sebelum umur 40 tahun, saya tidak seperti sekarang. Banyak hal yang saya lewati. Umur enam tahun saya sudah berjualan, umur 14 tahun saya jarang melihat nasi. Tahun 1980-an, saya pernah berjalan kaki dari Kuala Kuayan menuju Pangkalan Bun. Kalau dipikir sekarang, rasanya tidak mungkin, tapi ternyata bisa. Hidup ini tidak ada yang tidak mungkin selama kita punya niat, kemauan, dan tekad,” ungkapnya.

Kepada para wisudawan, Agustiar berpesan agar tidak cepat menyerah dan terus berusaha menggapai cita-cita.

“Hidup ini tidak mungkin menjadi mungkin kalau kita tidak berusaha. Punya niat besar, semangat besar, dan tekad besar. Kalau jatuh pun, biarlah jatuh di antara bintang-bintang. Jangan takut gagal,” ujarnya.

Gubernur juga berpesan agar para lulusan menunda pernikahan hingga mapan dan berbakti terlebih dahulu kepada orang tua.

“Harapan saya, setelah wisuda ini jangan langsung menikah. Untuk laki-laki, kalau bisa di usia 27 sampai 30 tahun, dan perempuan di usia 24 sampai 25 tahun. Berbaktilah dulu kepada orang tua. Setelah mapan, baru memikirkan untuk menikah. Tapi kalau yang sudah menikah, tidak apa-apa,” katanya disambut tawa hadirin.

Mengakhiri sambutannya, Agustiar mengingatkan generasi muda agar berhati-hati terhadap pengaruh negatif globalisasi yang dapat merusak moral dan arah kehidupan bangsa.

“Sekarang ini zaman globalisasi, dan itulah penjajahan yang sebenarnya. Lingkungan menentukan perjalanan hidup kita. Kalau pergaulan salah, masa depan juga bisa salah. Jadi, jaga diri, jaga pergaulan, dan terus berjuang untuk masa depan yang lebih baik,” tutupnya.

Acara pengukuhan dan wisuda tersebut berlangsung khidmat, dihadiri jajaran Forkopimda, civitas akademika UMP, serta para orang tua wisudawan. Momen tersebut menjadi simbol komitmen Pemerintah Provinsi Kalteng dalam memperkuat dunia pendidikan sebagai fondasi pembangunan daerah.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur juga menerima Surat Keputusan (SK) sebagai Anggota Senat Kehormatan UMPR yang diserahkan langsung oleh Rektor UMPR Muhammad Yusuf.

Dalam laporannya, Rektor UMPR Muhammad Yusuf memaparkan bahwa pada tahun 2025 ini UMPR telah berusia 38 tahun, dengan jumlah mahasiswa aktif mencapai 8.131 orang. Wisuda kali ini diikuti 2.431 lulusan, yang dibagi dalam dua hari pelaksanaan karena keterbatasan tempat.

UMPR saat ini memiliki 39 program studi pada 14 fakultas, dan tengah memproses pembukaan 9 program studi baru, termasuk program magister (S2) dan doktor (S3). Diharapkan, pada tahun 2026 UMPR akan memiliki total 45 program studi.

Rektor juga menekankan bahwa UMPR berkomitmen memperluas akses pendidikan tinggi bagi masyarakat Kalimantan Tengah, termasuk bagi mahasiswa dari berbagai latar belakang. Saat ini, sekitar 30 persen mahasiswa UMPR merupakan non-Muslim, mencerminkan semangat keberagaman dan toleransi dalam dunia akademik.

“Kami terus berupaya agar masyarakat Kalimantan Tengah dapat mengenyam pendidikan tinggi yang berkualitas tanpa harus keluar daerah. Dukungan dari Pemerintah Provinsi menjadi energi besar bagi kami untuk terus maju,” jelas Rektor.ldw