PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID- Kualitas kesehatan masyarakat Kalimantan Tengah (Kalteng) terus menunjukkan perkembangan positif. Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul mengungkapkan, usia harapan hidup masyarakat kini mencapai 73,7 tahun atau hampir 74 tahun.
Angka tersebut meningkat signifikan dibanding sekitar dua dekade lalu, ketika usia harapan hidup warga hanya berkisar di angka 50 tahun.
“Dulu mungkin 20 tahun lalu, orang di Kalteng itu usia harapan hidupnya hanya 50 tahun. Sekarang sudah 73,7 tahun. Artinya masyarakat kita makin tua,” ujar Suyuti Syamsul kepada awak media, Kamis (13/11).
Menurut Suyuti, peningkatan usia harapan hidup ini membawa konsekuensi baru bagi pelayanan kesehatan. Penurunan fungsi organ tubuh seiring bertambahnya usia membuat penyakit degeneratif semakin banyak ditemukan.
“Kalau orang makin tua, tentu fungsi organ tubuhnya makin menurun. Penyakitnya juga makin banyak. Kalau dulu orang belum sempat kena kanker sudah meninggal di usia 40 sampai dengan 50, sekarang karena umurnya panjang, penyakit-penyakit degeneratif seperti kanker mulai banyak muncul. Itu wajar,” jelasnya.
Pemerintah Provinsi Kalteng, lanjutnya, telah menetapkan target peningkatan usia harapan hidup mencapai 78 tahun pada akhir periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang baru.
“Target kita di RPJMD mendatang, setelah masa Gubernur yang sekarang berakhir, usia harapan hidup di Kalteng bisa mencapai 78 tahun,” ujar Suyuti.
Ia menegaskan bahwa indikator utama keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan tidak diukur dari jumlah fasilitas kesehatan yang dibangun, melainkan dari indikator kesehatan populasi.
“Masyarakat sering menilai kemajuan dari berapa banyak rumah sakit yang dibangun. Padahal konsep dasar kesehatan tidak begitu. Ukurannya itu usia harapan hidup, angka kematian ibu, dan angka kematian anak. Angka kematian ibu kita sudah di bawah standar nasional, begitu juga dengan angka kematian anak,” ungkapnya.
Suyuti juga menjelaskan bahwa angka usia harapan hidup 73,7 tahun tersebut berlaku bagi bayi yang lahir pada masa sekarang.
“Kalau ada bayi lahir hari ini, harapannya hidup sampai 74 tahun. Tapi kalau yang sudah dewasa seperti kita, yang sudah makan gula sembarangan, ya jangan berharap 74 tahun,” katanya sambil tersenyum.
Ia menambahkan, peningkatan ini merupakan akumulasi dari berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dan masyarakat dalam memperbaiki kualitas kesehatan. Mulai dari pelayanan kesehatan, perbaikan gizi, sanitasi, hingga peningkatan kesadaran masyarakat untuk menerapkan hidup sehat.
“Ini bukan hasil instan. Ini akumulasi dari berbagai kegiatan, mulai dari peningkatan pelayanan kesehatan, gizi, sanitasi, hingga perilaku hidup sehat masyarakat,” pungkas Suyuti. ldw





