PANGKALAN BUN/tabengan.co.id – Sejak munculnya hewan predator berukuran besar di Sungai Arut, Senin (19/11) sore lalu, mengakibatkan warga enggan untuk melakukan aktivitas di sungai tersebut. Pasalnya, ada rasa khawatir buaya muara akan menyerang warga.
Pantauan Tabengan di lanting Sungai Arut RT 2 Kelurahan Mendawai, memang sepi dari aktivitas apapun. Biasanya, menurut Leha, warga setempat, anak-anak jika sore hari selalu berenang, dan jika pagi hari sebagian besar warga melakukan aktivitas di sungai baik sekadar mandi, mencuci ataupun buang air dilakukan di jamban.
“Sekarang sepi, mbak. Sejak munculnya benda itu (sebutan untuk buaya), takut kami ke sungai, dan kami pun melarang anak-anak mandi atau berenang di sungai, takut kaena (nanti) disantapnya kami,” ujar Leha, warga RT 2 yang berjualan gorengan.
Salmiah, warga RT 5 Kelurahan Raja pun merasa waswas sejak munculnya buaya berukuran besar itu. Sejak munculnya buaya, ia jarang lagi mencuci piring dan baju di lanting.
“Semoga cepat tertangkap itu benda, biar kami tidak selalu merasa takut,” ujar Salmiah.
Meli, warga RT 2 Kelurahan Raja pun berharap segera dilakukan penangkapan terhadap buaya tersebut. Sebab, dirinya yang tinggal di barakan saat kemunculan buaya harus menumpang ke tetangga saat akan buang air besar.
“Saya biasa buang air besar ke jamban karena barakan ini wc-nya terbatas dan digunakan semua penghuni barakan, nah munculnya buaya ini saya gak berani ke jamban, jadi terpaksa numpang ke rumah tetangga yang ada wc-nya,” ucap Meli.
Sementara, Kepala BKSDA Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Pangkalan Bun Agung Widodo mengatakan, saat ini pihaknya terus memantau ke lokasi yang telah dipasang perangkap dan umpan.
“Pasti warga sangat terganggu dengan munculnya buaya itu, sekarang memang aktivitas di Sungai Arut sepi, kami pun terus lakukan pemantauan dan mengimbau agar warga selalu waspada,” kata Agung Widodo ketika di konfirmasi melalui telepon seluler, Rabu (21/11).
Dia menambahkan, alat perangkap yang dipasang itu berada di RT 2 Kelurahan Raja hingga saat ini buaya belum mau memangsa bebek yang dijadikan umpan untuk buaya agar bisa masuk ke dalam kurungan perangkap.
“Sampai sekarang buaya itu belum mau menyantap umpan yang kami pasang, kemunculan buaya sewaktu-waktu saja kemudian menghilang lagi, kami berharap agar buaya itu mau menyantap bebek hidup yang kami simpan dalam kurungan perangkap itu,” ujar Agung Widodo.
Dia menjelaskan, alat perangkap itu akan dipasang selama seminggu, jika selama seminggu belum membuahkan hasil, maka akan dipindah.
“Kami mengimbau warga yang ada di bantaran Sungai Arut untuk selalu waspada, apalagi saat malam hari jangan melakukan aktivitas di sungai dulu, demi keamanan bersama,” imbuhnya.c-uli