Hukrim  

Kabut Asap, Bayi Diungsikan

SAMPIT/tabengan.co.id – Kabut asap yang makin tebal menyelimuti Kota Sampit membuat sejumlah orang tua mengungsikan anaknya yang masih berusia bayi dan balita ke daerah bebas asap. Seperti yang dilakukan Hamim (27), warga Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Ia memilih mengungsikan anak dan istrinya ke Kabupaten Sukamara.

“Kebetulan istri saya berasal dari Sukamara dan kondisi di sana masih aman, jadi saya ungsikan anak saya yang masih bayi dan istri saya ke sana,” ujarnya kepada Tabengan, Rabu.

Hamim mengaku khawatir kondisi udara di Sampit yang berasap menyebabkan gangguan kesehatan pada anak dan istrinya. Terlebih usia anaknya yang masih bayi, sehingga masih sangat rentan terserang berbagai penyakit.

“Saya tidak mau ambil risiko, lebih baik mereka aman tidak menghirup kabut asap yang tiap hari makin menebal,” ujarnya.

Sementara itu, Dewi (38), warga Kecamatan Baamang mendesak agar Dinas Pendidikan setempat segera memundurkan jadwal masuk sekolah untuk para pelajar. Sebab, di pagi hari kabut asap sangat tebal menyelimuti Kota Sampit.

Polisi Amankan Pembakar Lahan

Aparat Polsek Ketapang, Polres Kotim ANG, karena membakar lahan di ruas Jalan M. Hatta atau Jalan Lingkar Selatan, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Senin (5/8) lalu. Tersangka tidak ditahan dan hanya menjalani wajib lapor.

Kapolres Kotim AKBP Mohammad Rommel saat dikonfirmasi melalui Kapolsek Ketapang AKP Wiwin Junianto Supriadi mengungkapkan, pelaku tertangkap tangan oleh anggotanya sedang membakar lahan.

“Saat itu pelaku menyalakan api di tumpukan rumput kering dan menyebabkan lahan terbakar. Api kemudian menjalar kurang lebih 50×50 meter persegi,” Kapolsek Ketapang kepada wartawan, Rabu (7/8).

Disampaikannya, setelah dilakukan interogasi, diketahui bahwa tersangka disuruh pemilik lahan dengan diberikan upah Rp400.000 untuk membersihkan lahan.

“Setelah diperiksa, termasuk pemilik lahan tersebut, memang ada upaya penyampaian bahwa lahan boleh dibersihkan, asal jangan dibakar. Sehingga niat dalam hal ini oleh pelaku memang inisiatif dia, dengan tujuan agar cepat selesai,” terangnya.

Hujan Buatan

Berbagai upaya dilakukan untuk menekan penyebaran titik api dan kasus kebakaran di Kalteng, termasuk membuat hujan buatan.

Prakirawan BMKG Palangka Raya Muhammad Arif Rahman menjelaskan, ada syarat agar hujan buatan dapat dilakukan. Namun, bukan kewenangan BMKG Palangka Raya terkait pelaksanaan ataupun realisasi hujan buatan. “Merupakan kewenangan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), maupun Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Kewenangan BMKG Palangka Raya sebatas menyampaikan permasalahan data,” ujar Arif Rahman.

Hasil analisis BMKG Palangka Raya, jelas Arif, seminggu ke depan lapisan atmosfer atau udara wilayah Kalteng masih dalam kategori kering. Penyebabnya, intrusi udara kering yang berasal dari wilayah bumi bagian selatan. Pembentukan awan-awan hujan atau konvektif di wilayah Kalteng akan cukup sulit terbentuk.

“Peluang terjadinya hujan apabila kondisi kelembaban udara (RH) tiap lapisan atmosfer mendukung. Dari lapisan bawah (850 mb), menengah (700 mb-500 mb), dan tinggi (200 mb) mengandung konten uap air cukup basah (RH > 60%-70%). Juga adanya pembentukan awan-awan konvektif atau berupa awan-awan cumulus yang berbentuk seperti brokoli besar dengan proses tumbuh meninggi,” kata Arif, Rabu.

Arif menambahkan, adanya belok-belokan angin yang dapat dilihat dari peta streamline pada setiap lapisan atmosfernya, memungkinkan awan-awan konvektif dapat berproses ke tahap matang. Jika belokan angin tidak ada, secara umum kecepatan angin di udara akan cukup tinggi, sehingga uap air akan terbawa oleh angin dan dapat mengganggu proses pembentukan awan-awan konvektif atau mengganggu proses terjadinya hujan.

Selanjutnya, kata dia, suhu udara yang mendukung. Artinya, cukup terjadinya penguapan uap air dari permukaan ke atmosfer, sebagai bahan baku awan-awan konvektif yang telah terbentuk agar dapat mencapai tingkat kematangan optimal, sehingga dapat menghasilkan hujan.

Hujan buatan biasanya proses mempercepat pematangan awan-awan konvektif. Untuk mencapai tahap kematangan optimum, biasanya dengan menggunakan garam mengikat uap-uap air di udara. c-arb/c-may/ded