H Hendra Lesmana Terpilih Ketua DAD Lamandau

NANGA BULIK/tabengan.com – Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Lamandau melaksanakan Musyawarah Daerah (Musda) II, Minggu (8/12). Terpilih secara aklamasi, H Hendra Lesmana sebagai Ketua DAD Kabupaten Lamandau.

Usai terpilih menjadi ketua DAD dalam Musda II tersebut, orang yang kini juga sebagai Bupati Lamandau itu langsung oleh ketua DAD Provinsi Kalteng, H Agustiar Sabran.

Bupati Lamandau yang sekaligus Ketua DAD yang baru, H Hendra Lesmana, mengatakan, Pemda perlu menjalin hubungan yang selaras untuk mewujudkan pembangunan daerah secara bertahap, menyeluruh, dan berkelanjutan di Lamandau dengan berpegang kepada kearifan lokal yaitu budaya dayak, adat istiadat dan hukum adat yang sesuai dengan budaya huma betang.

“Peran DAD dalam pembangunan sangat dibutuhkan, terutama untuk mendukung pemerintah dalam hal penyelesaian masalah-malasah yang bersinggungan langsung dengan adat istiadat dan kebiasaan dalam masyarakat adat,” ungkapnya.

Dirinya berharap dengan Musda II DAD Lamandau, DAD dapat menjawab semua tantangan yang semakin kompleks melalui penyusunan program kerja yang benar-benar tepat sasaran sesuai dengan apa yang digariskan oleh kelembagaan DAD Provinsi Kalteng termasuk program kerja khusus terkait dengan kearifan lokal yang ada di Lamandau.

“Dayak ini ada yang Islam, Kaharingan, Kristen dan Katolik. Maka perbedaan jangan menjadi sekat sehingga kita menjadi pecah. DAD harus bisa jadi alat kontrol dan memperhatikan segala dinamika yang terjadi di masyarakat,” ujarnya.

Ketua DAD Lamandau sebelumnya, Marukan, berharap Pemkab Lamandau bisa memberikan perhatian besar terhadap keberadaan DAD dan jajarannya.”Pelestarian hukum-hukum adat perlu dilakukan, agar tidak lekang dimakan jaman, terutama dalam menghadapi dinamika berbagai persoalan di masyarakat saat ini,” ucap mantan Bupati Lamandau itu.

Sementara, Wakil Ketua DAD Provinsi Kalteng, Danes Jayanegara, mengatakan bangsa Dayak harus terus memupuk rasa persatuan dan kesatuan, meskipun masyarakat Dayak memiliki berbagai perbedaan-perbedaan baik dari agama, maupun sudut pandang dalam dunia politik, dan lain sebagainya.

“Melalui rasa persatuan dan kesatuan, akan timbul semangat kebersamaan dalam menggerakkan masyarakat adat untuk mewujudkan cita-cita bangsa dayak, termasuk menggerakkan pemerintah untuk memperhatikan kondisi masyarakat Dayak di Pulau kalimantan,” cetusnya.c-kar