Sepekan, 26 Titik Api di Kalteng, Terbanyak di Barut

PALANGKA RAYA/tabengan.co.id – Kalimantan Tengah berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palangka Raya sudah masuk dalam musim kemarau. Ada sejumlah daerah yang masih dalam proses memasuki musim kemarau. Musim kemarau menjadi sangat rawan di Kalteng, khususnya wilayah bergambut karena rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Prakirawan BMKG Palangka Raya Wijaya mengatakan, di Kalteng belum semua daerah yang masuk dalam musim kemarau. Ada beberapa daerah dalam fase peralihan. Meski demikian, potensi terjadinya karhutla masih sangat mungkin dan menjadi kewaspadaan bersama.

“Selama sepekan terakhir atau tepatnya sejak tanggal 1-6 Juni 2020, data yang diterima BMKG Palangka Raya, ada sejumlah titik api yang muncul. Total titik api yang muncul 27 titik api. Titik api terbanyak di Kabupaten Barito Utara dengan jumlah 9 buah. Sementara sisanya, tersebar di beberapa daerah di Kalteng,” kata Wijaya, di Palangka Raya, Senin (6/7).

Namun demikian, kata Wijaya, jumlah titik api yang muncul relatif fluktuatif atau tidak menetap jumlahnya. Berdasarkan pantauan satelit Terra, Aqua, SNPP dan NOAA20, sampai dengan 6 Juni 2020 ada sebanyak 27 titik api dengan tingkat kepercayaan sedang. Sementara titik api dengan tingkat kepercayaan tinggi di Kalteng belum ada.

Sementara itu, ungkap Wijaya, akumulasi titik panas selama 2 hari atau tepatnya 5 dan 6 Juni 2020 ada sebanyak 3 titik api, tersebar di Kalteng. Ini merupakan data yang berhasil dihimpun BMKG Palangka Raya. Apabila memang jumlah titik api tidak sama dengan berdasarkan milik BMKG Palangka Raya, tentunya wajib dikonfirmasi dengan tim data tersebut.

Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng Darliansjah mengatakan, BPBPK Kalteng sudah siap dalam menghadapi musim kemarau yang berpotensi terjadinya karhutla di Kalteng. Pasca-diberlakukannya status siaga karhutla di Kalteng, sudah ada tim yang dibentuk, termasuk koordinasi dengan pemerintah kabupaten dan kota.

“Anggaran untuk penanganan karhutla sendiri idealnya di Dinas Kehutanan Kalteng. Pada BPBPK Kalteng lebih kepada kesiapsiagaan. Anggaran baru akan dikucurkan dalam bentuk belanja tidak terduga (BTT). Sekarang ini posko kesiapsiagaan sudah diaktifkan dalam mengantisipasi terjadinya bencana karhutla,” kata Darliansjah. ded