Masak Umbut Rotan, Pecahkan Rekor MURI

PALANGKA RAYA/tabengan.com – Lomba memasak bahan pangan lokal kreasi menu umbut rotan tingkat Provinsi Kalimantan Tengah, dalam rangkaian kegiatan gerakan kedaulatan pangan dan energi melalui produk unggulan daerah, berhasil memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI), dengan kategori memasak makanan berbahan dasar umbut rotan dengan pesera terbanyak.

Piagam penghargaan MURI tersebut diterima langsung Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, disaksikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI Eko Putro Sandjojo dan jajarannya, Plt Sekdaprovinsi Kalteng, beserta sejumlah Kepala SOPD lingkup Provinsi Kalteng.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalteng Sunarti, saat ditemui di sela-sela pemecahan rekor MURI tersebut, di Palangka Raya, Minggu (19/11), mengatakan, kegiatan lomba memasak bahan pangan lokal kreasi menu umbut rotan tingkat Provinsi Kalteng tersebut diikuti sebanyak 150 peserta.

Para peserta tersebut berasal dari sejumlah kalangan di Provinsi Kalteng dan para peserta gerakan kedaulatan pangan dan energi melalui produk unggulan daerah 2017 tersebut, antara lain dari Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, serta perwakilan-perwakilan dari Indonesia timur lainnya.

“Sehingga kita berhasil memecahkan rekor dunia, lomba memasak makanan berbahan dasar umbut rotan oleh pesera terbanyak,” ujarnya.

Dengan kegiatan ini, ujar Sunarti, diharapkan dapat memperkenalkan kepada Indonesia bahkan ke dunia, di Provinsi Kalteng memiliki potensi boga yang luar biasa. Rotan yang selama ini hanya dikenal untuk bahan industri atau kerajinan, namun ternyata bisa menjadi menu makanan yang luar biasa.

Hari ini (kemarin), tercipta sebanyak 150 kreasi menu umbut rotan dari peserta. Sejumlah kreasi menu tersebut merupakan saran dari Indonesaia Chef Association dan Indonesia Gastronomy Association.

Lanjutnya, hasil lomba ini akan dikembangkan, mana-mana produk yang memiliki nilai jual dan bisa “dijual” keluar daerah, sebagai salah satu ikon Provinsi Kalteng. Selain itu, 150 kreasi menu tersebut juga akan dibukukan, untuk menjadi kreasi menu umubut rotan.
Bahkan ke depan pihaknya juga akan menggali sumber pangan lainnya untuk menjadi ikon Kalteng.

Sementara itu, Handry Wahyu S, dari Indonesaia Chef Association dan Indonesia Gastronomy Association, mengatakan, pihaknya mendukung kegiatan gerakan kedaulatan pangan dan energi melalui produk unggulan daerah yang dilaksanakan oleh Kementerian Desa, untuk menciptakan inovasi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, supaya bisa mendukung ketahanan pangan.

Dari hasil kreasi tersebut, ke depan dia berharap tidak hanya dijual di Kalteng, tetapi bisa keluar Provinsi Kalteng, sehingga diperlukan inovasi, agar enak dikemas sehingga bisa tahan lama dan menarik. Untuk mencapai itu, maka diperlukan kerjasama dengan sejumlah pihak terkait. dkw