PALANGKA RAYA/tabengan.co.id– H Sugianto Sabran dan H Habib Ismail bin Yahya yang sejak 2016-2020 menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), membuat terobosan baru untuk sektor perkebunan. Jika selama ini di Kalteng hanya dikenal memiliki kebun sawit dan karet, kini ada terobosan lain.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalteng Rawing Rambang menyampaikan, saat ini sedang mengembangkan kopi dan kakao, bahkan bisa dijadikan alternatif komoditi andalan. Pada 2017, hanya kakao yang dikembangkan di 3 kabupaten. Setahun kemudian menyusul kopi dengan membagikan 174 ribu bibit dan kakao 175 ribu bibit dibagikan ke petani.
“Saya lihat itu program beliau, kakao 2.173 hektare dan kopi 1.231 hektare. Tapi yang paling menonjol kopi karena itu diversifikasi tanaman perkebunan. Kita ini kan tergantung dengan sawit seluas 1,778 juta hektare dan karet 445 ribu hektare, jadi ekonomi kita tidak hanya tergantung pada sawit dan karet,” kata Rawing, Selasa (20/10).
Menurut Rawing, kopi dan kakao sebenarnya hampir sama dengan sawit dan karet, tapi bedanya merupakan kebutuhan primer. Permintaan terhadap dua komoditi ini juga meningkat, terutama kopi. Untuk kebutuhan sebulan sebanyak 20 ton, tapi sayang belum mampu memenuhi, sebab hanya mampu 4 kuintal.
“Sekarang masih komoditi masyarakat, belum untuk perusahaan. Kalteng sangat cocok untuk kopi robusta. Kalau kakao memang sehari-hari keperluan orang. Kalau di negara maju kebutuhan kakao sangat tinggi. Kondisi saat ini untuk potensi kopi berada di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Pulang Pisau yang sudah menjadi tempat pertanian kopi,” katanya.
Kemudian untuk kakao yang dikembangkan secara tradisional di Batu Raya, Kabupaten Barito Utara, termasuk di Kabupaten Murung Raya. Saat ini Murung Raya juga dilakukan pengembangan kakao. Dari data yang diperoleh Dinas Perkebunan, angka sementara produksi kopi tahun ini luas perkebunan rakyat kopi 2.416, 55 hektare dan produksi 393, 77 ton. Kakao 2.638, 82 hektare dan produksi 1.521, 38 ton. yml