Jhon-Maryono Merasa Didzalimi Gerindra dan PPP

PALANGKA RAYA/tabengan.co.id – Pasangan yang gagal maju Pilkada Palangka Raya, Jhon Krisli dan H Maryono (Joyo), menggelar jumpa pers terkait kegagalan mereka mendaftar ke KPU.

Mereka merasa didzalimi dua partai politik, Partai Gerindra dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang berubah arah mengalihkan dukungan kepada calon lain pada detik-detik terakhir.

“Kami ingin meng-clear-kan kepada pendukung kami, tim relawan, keluarga, dan semua masyarakat yang memberikan support, mengapa ‘Joyo’ tidak bisa maju di Pilkada Kota Palangka Raya,” kata Jhon didampingi Maryono.

Ketua DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) ini menjelaskan kronologi batalnya dukungan Gerindra terhadap mereka. Ia mengaku selama sekitar 10 hari berada di Jakarta untuk mendapatkan rekomendasi dari beberapa partai, salah satunya Gerindra.

Semua proses tahapan dari DPC, DPD, sampai DPP, menurut Jhon, sudah diikutinya bersama Maryono. Ia merasa didzalimi karena partai yang sudah dipastikan akan mengusung ternyata berbalik mendukung pasangan lain.

“Jujur kami katakan hari ini, (apa) yang sering kawan-kawan sampaikan di media bahwa partai ini seperti lelang, memang ya. Apa yang dikatakan partai selama ini (bahwa) tidak ada uang mahar, saya bersama Pak Maryono menyaksikan sendiri. Seperti proyek yang dilelang, harga (kursi dukungan) terus naik dari jam ke jam, karena kita membutuhkan partai sebagai persyaratan majuk menjadi kepala daerah,” kata Jhon.

Politisi muda ini mengaku ditawari harga dukungan per kursi yang dimiliki partai di DPRD. Untuk satu kursi, dia menyebut harga hingga ratusan juta rupiah. Sementara syarat untuk bisa maju pilkada di Palangka Raya minimal 6 kursi, sehingga harus menyiapkan uang miliaran rupiah.

“Yang dikatakan partai selama ini, tidak ada uang mahar dan lain sebagainya, hanya pembohongan. Saya menyaksikan dan merasakan sendiri, bahwa memang terjadi adanya transaksi jual-beli,” kata Jhon lagi.

Selain Gerindra, PPP yang memiliki 2 kursi juga sebenarnya sudah memberikan dukungan, dengan tambahan 4 kursi dari Gerindra maka sudah memenuhi syarat untuk maju dalam Pilkada Kota Palangka Raya.

Namun, kata Jhon, di detik-detik terakhir, di luar perkiraan Gerindra memberikan dukungan kepada Tuty Dau.

“Kami meyakini terjadinya ini adalah adanya pemodal besar yang bermain di belakang layar ini bermain untuk mengalihkan dukungan kepada Tuty Dau, itu yang kami cermati. Sementara PPP di saat itu kami datang pukul 7 malam, tahu-tahu pada pukul 5 sore sudah mengalihkan dukungannya kepada Fairid,” kata Jhon.

Padahal, lanjut Jhon, semua tahapan proses di partai sudah diikutinya dari DPC hingga DPP. Namun partai mengusung calon yang tidak pernah mengikuti tahapan sama sekali.

Misalnya saja di PKB, ia mengaku mengikuti semua tahapan tetapi yang didukung adalah calon yang tidak pernah mengikuti tahapan. Di PPP juga sudah mengikuti ta’aruf.

Ia mencermati hal itu sudah bertolak belakang dengan prinsip partai yang ingin mencari pemimpin yang baik dan diberikan ruang melakukan penjaringan, tetapi faktanya semua proses termasuk hasil survei tidak berguna, karena pada akhirnya adalah uang, siapa yang mampu memberikan uang yang lebih besar itu yang dipilih. Menurut Jhon ini fakta yang terjadi saat ini.

Alihkan Dukungan
Setelah tidak menjadi kontestan, Jhon mengaku belum punya langkah selanjutnya untuk mengalihkan dukungan kepada siapa. Ia mengaku sudah ada beberapa bakal calon yang menghubunginya, antara lain Rusliansyah dan juga tim dari Fairid-Umi.

“Kami akan membicarakan lebih dulu dengan tim relawan dan pendukung, setelah itu akan menentukan langkah selanjutnya,” kata dia.

Sementara Maryono membenarkan apa yang dikatakan Jhon Krisli. Namun, ia bisa menerima dan berharap pilkada di kota cantik bisa berjalan baik dan lancar.

“Semua benar apa yang dikatakan oleh Jhon Krisli itu. pada dasarnya dalam kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepda masyarakat Kota Palangka Raya khususnya pendukung Joyo, sudah antusias menanti kehadiran kami sebagai kontestan di Pilkada Kota Palangka Raya,” kata Mayono. yml