SAMPIT/tabengan.com – Sejumlah warga Kalimantan Barat yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas di Jalan Tjilik Riwut Km 32 Desa Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, dimakamkan dalam satu lubang.
“Sebagian dimakamkan di Pundu, sebagian lagi diantarkan ke kampung halaman mereka di Kalimantan Barat. Tadi alhamdulillah pemakaman berjalan lancar dan baru selesai, sekaligus mempersiapkan jenazah lainnya yang akan diberangkatkan,” kata Camat Cempaga Hulu, Ubaidillah di Pundu, Sabtu (3/2) malam.
Ubaidillah mengatakan, semua pihak bahu-membahu membantu menangani musibah ini. Masyarakat pun dengan sukarela membantu mengevakuasi hingga mengurus pemakaman jenazah.
Kepala Desa Pundu Sugianto mengatakan, awalnya seluruh jenazah akan dimakamkan di Desa Pundu. Namun setelah dikoordinasikan, pihak keluarga sebagian korban meminta jenazah dibawa pulang.
“Yang dimakamkan di Pundu ini sudah atas persetujuan keluarganya. Ada pula korban yang sebelumnya berwasiat minta dimakamkan di mana pun ketika dia meninggal saat berdakwah, makanya dimakamkan di sini, di antaranya Pak Mukmin,” kata Sugianto di Pundu, Sabtu sore.
Dari 11 korban meninggal dunia, lima korban dimakamkan di Desa Pundu, yakni Aulia (25), Agusni (50), Hamzah (43), Mukmin (40) dan Noval (40).
Sedangkan enam korban lainnya yakni Al Huda (30), Iyus (28), Marwan (40), Jono (55), Iwan (35), dan Agus Mega (35), rencananya jenazahnya dibawa ke RSUD dr Murjani Sampit, kemudian dibawa ke kampung halaman mereka di Kalbar.
Seluruh jenazah dibersihkan, dikafani dan disalatkan di masjid Desa Pundu. Selanjutnya lima jenazah dimakamkan, sedangkan enam jenazah lainnya diberangkatkan menggunakan ambulans.
Pemakaman di Desa Pundu dilaksanakan Sabtu sore. Kelima jenazah dimakamkan dalam satu lubang yang sengaja dibuat berukuran cukup besar. Karena awalnya diperkirakan akan menampung 11 jenazah, namun ternyata hanya lima jenazah yang dimakamkan di Pundu.
Kapolsek Cempaga Hulu Iptu Rahmat membenarkan bahwa lima jenazah dimakamkan di Desa Pundu, sedangkan enam jenazah lainnya akan dibawa ke kampung halaman masing-masing di Kalbar.
Diketahui, sekitar pukul 06.00 WIB, terjadi tabrakan di Jalan Tjilik Riwut Km 32 Desa Pundu antara sebuah dumptruk pengangkut semen dan mobil pikap bermuatan 14 penumpang. Informasinya, rombongan tersebut merupakan jemaah pengajian dari Pontianak, Kalbar yang hendak menghadiri sebuah tabligh akbar di Banjarmasin, Kalsel.
Mobil pikap dengan nomor polisi KB 8629 berasal dari Pontianak menuju arah Palangka Raya dengan muatan 14 penumpang. Sedangkan mobil dump truk bermuatan semen dengan nomor polisi DA1983 TN yang dikemudikan Ahmad Rudianur warga Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, melaju menuju arah Sampit.
Kerasnya tabrakan membuat mobil langsung terbakar dan menyebabkan korban meninggal di tempat kejadian. Sebagian besar korban meninggal akibat terbakar dan luka-luka.
Data diperoleh, 11 korban meninggal yaitu Al Huda (30), Iyus (28), Marwan (40), Aulia (25), Jono (55), Agusni (50), Hamzah (43), Iwan (35), Mukmin (40), Agus Mega (35) dan Noval yang merupakan sopir pikap. Sedangkan tiga korban yang dirujuk ke rumah sakit Kasongan, Kabupaten Katingan adalah Dedi Mulyadi (45), Hanafi (30) dan Lukman (26).
Para korban merupakan warga yang berasal dari sejumlah daerah di Kalbar seperti Pontianak, Singkawang dan Kubu Raya. Kabarnya, mereka berangkat menuju Banjarmasin dengan jumlah rombongan cukup banyak, menggunakan sejumlah mobil.
Sementara itu, polisi masih meminta keterangan sopir dump truk bernama Ahmad Rudianur, dan sejumlah saksi. Sedangkan tiga korban luka masih dirawat di RSUD Mas Amsyar Kasongan dan rencananya di antaranya ada yang akan dirujuk ke RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya untuk menjalani penanganan lebih intensif.
Terbakar
Banyaknya korban tewas dalam tabrakan maut antara sebuah mobil pikap KB 8929 dan truk DA 1983 TN di Jalan Tjilik Riwut Km 103, Desa Pundu Kecamatan Cempaga Hulu, Kotawaringin Timur, Sabtu (3/2) pagi, disebabkan mobil pikap terbakar setelah tabrakan terjadi. Akibat kecelakaan tersebut, banyak penumpang yang mengalami luka bakar.
Kepala Desa Pundu Sugianto mengungkapkan, dari 14 orang yang ada di mobil pikap, hanya 3 orang yang berhasil selamat. Sedangkan 11 orang lainnya meninggal dunia. Beberapa jasad korban yang tewas mengalami luka bakar, terutama yang duduk di bagian depan dengan kondisi luka bakar yang cukup parah.
“Sungguh mengenaskan, ada beberapa jenazah yang tewas terbakar. Dari keterangan korban yang selamat, mereka berangkat dari Pontianak, dan sudah menempuh perjalanan mencapai kurang lebih 12 jam. Para korban berangkat bersama empat buah mobil lainnya,” jelasnya, Minggu (4/2).
Tiga korban yang selamat langsung dibawa ke Rumah Sakit Kasongan, Kabupaten Katingan untuk diberikan perawatan intensif, karena mengalami luka sangat serius. Sedangkan korban tewas, lima diantaranya langsung dimakamkan di Desa Pundu dan 6 lainnya dibawa ke kampung halamannya di Kalimantan Barat.
Iring-iringan mobil pengantar jenazah ke Kalbar ini sempat singgah di RSUD dr Murjani Sampit, dan tiba sekitar pukul 20.00 WIB, Minggu (4/2) malam. Rombongan kembali melanjutkan perjalanan ke Kalbar sekitar pukul 23.00 WIB. c-arb/c-dar/ant