Tekon: Jangan Telantarkan Kami

Tekon: Jangan Telantarkan Kami
TABENGAN/DIDIN AKSI DAMAI- Meski diguyur hujan, sejumlah perwakilan Tekon Pemprov nonaktif menggelar aksi damai di Tugu Soekarno Palangka Raya, karena ketidakpastian nasib dan keterbukaan pengumuman uji kompetensi. 

*Hujan Tak Surutkan Aksi Damai

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-Bukan hal mudah bagi para Tenaga Kontrak (Tekon) lingkup Pemprov Kalteng yang saat ini dinonaktifkan. Mengadu ke Pemprov malah disarankan berwiraswasta. Meminta kejelasan nasib, baik ke pimpinan maupun ke pihak bersangkutan, tetap diberikan jawaban abu-abu tanpa solusi.

Hampir satu tahun nonaktif, beberapa di antara mereka harus berjuang melanjutkan hidup dengan berbagai cara. Mulai dari berutang, kerja serabutan hingga menjual aset. Walaupun begitu, tekad para Tekon tidak luntur dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Salah satunya menggelar aksi solidaritas atau aksi damai di Tugu Soekarno Kota Palangka Raya, Kamis (8/9).

Meski cuaca tidak bersahabat dan hujan mengguyur cukup deras, tidak menyurutkan niat mereka untuk menyampaikan aspirasi dan berorasi terkait keinginan dan keluh kesah yang ada. Salah seorang perwakilan Tekon, Ricardo menuturkan, keinginan yang sebenarnya mereka utarakan adalah pengumuman uji kompetensi yang pihaknya nilai tidak transparan, agar diumumkan secara terbuka.

Memang, kata Ricardo, beberapa waktu lalu ketika menemui perwakilan Pemprov Kalteng, disampaikan bahwa mengumumkan secara transparan sangat berat bagi pihaknya.

“Kami mengharapkan agar Pemprov melalui BKD bisa mengumumkan secara terbuka hasil kelulusan terkait. Karena hal ini jelas menimbulkan persepsi yang negatif di antara para Tekon nonaktif,” ujarnya di sela-sela penyampaian aspirasi.

Ditambahkannya, hal itu juga agar adanya rasa keadilan bagi mereka, karena sudah sangat lama mengabdi bekerja sebagai Tekon di Pemprov. Selain itu, pihaknya juga meminta Pemprov jangan menelantarkan mereka begitu saja.

Kalau pun masih bisa dipanggil pihak Pemprov untuk bekerja, mereka tetap siap untuk menerima kembali. Intinya kalau bisa kembalikan semua, jangan hanya mereka yang berjumlah 300 orang itu.

Karena wajar saja, masa kerja mereka sudah sangat lama dan sebagian dari Tekon nonaktifkan, umurnya juga sudah rata-rata 35-40-an tahun ke atas.

“Kami juga mengharapkan apabila di 2023 nanti akan ada seleksi PPPK dari pusat, bisa diprioritaskan, khususnya 1.300 lebih Tekon yang dinonaktifkan,” ujarnya.

Kalau bisa, tambah Ricardo, kepala daerah khususnya Gubernur bisa memprioritaskan mereka untuk menjadi PPPK di tahun mendatang.

Dia juga menyampaikan pertemuan dengan perwakilan Pemprov, yaitu Asisten belum lama ini, juga mengalami kebuntuan. Tidak hanya disarankan berwiraswasta, pihaknya juga diberikan harapan dan janji yang dirasa abu-abu tanpa kepastian jelas.

Selain menggelar aksi damai, para Tekon juga melakukan aksi pasang lilin sebagai bentuk tanda duka cita bagi nasib mereka dalam ketidakpastian. Sayangnya, cuaca yang tidak mendukung akibat hujan sangat deras, membuat para Tekon membatalkan rencana tersebut, sehingga hanya menggelar orasi dan aksi singkat. drn