Andreas: MUI Jangan Ikut Campur Masalah Kebudayaan. Hotel dan Toko Jual Miras Menjamur di Palangka Raya, Kenapa Tidak Dilarang?
PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Organisasi Masyarakat Kerukunan Dayak Ngaju Kahayan (KDNK) mengklarifikasi beredarnya di media sosial terkait Oktoberfest yang dilarang diselenggarakan karena budaya Jerman diasumsikan sebagai pesta minuman keras dan pesta seks.
Ketua KDNK Andreas Djunaedy angkat bicara, event Oktoberfest harus tetap terlaksana karena ini menyangkut promosi wisata Kalimantan Tengah, bukan melanggar adat Dayak.
“Event Oktoberfest ini selagi masih positif, kami dari KDNK mendukung penuh. Buat apa juga kita melarang, toh tidak melanggar adat yang berlaku, seperti halnya diisukan adanya pesta seks dan miras,” kata Andreas saat mengunjungi Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya, Sabtu (9/9).
Ia menyebut, event Oktoberfest ini sebagai bentuk promosi hotel, tujuan adanya event ini untuk memperkenalkan kepada wisatawan luar daerah maupun dari luar negeri agar datang ke Kalteng.
“Kalau kita melarang, terus bagaimana kita memperkenalkan Kalteng untuk orang luar sana,” timpalnya.
Andreas meminta pihak MUI tidak perlu ikut campur dengan permasalahan kebudayaan. Sebab, agama dan budaya tidak bisa disatukan.
Selain itu, ia memberikan masukan kepada pihak Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya untuk mengentalkan kultur budaya Dayak, maupun dari segi makanan.
“Kita ambil contoh seperti Provinsi Bali yang memperkenalkan budaya wisata khasnya,” ujarnya.
Berbicara masalah minuman keras, lanjut Andreas, banyak hotel, pub dan café di Palangka Raya ini yang menyediakan dan menjual berbagai merk minuman keras golongan atas. Bahkan toko-toko minuman sangat keras menjamur di Palangka Raya ini, siapa pun bisa membelinya dari yang tua sampai pelajar.
“Sekarang yang jadi pertanyaan, kenapa ini tidak dikritisi atau dilarang?” kata Andreas.
Sementara itu, General Manager Swiss-Belhotel Danum Dedy Wahyudi sangat berterima kasih kepada KDNK karena memberikan masukan positif terhadap agenda event yang akan digelar.
“Sebab pihak KDNK menyarankan kepada kami untuk memasukkan event dengan unsur-unsur adat dan kebudayaan setempat,” kata Dedy Wahyudi.
Dijelaskan Dedy, pihaknya juga mengadakan event OktoberFest bukan bermaksud untuk bertentangan dengan budaya setempat dan wilayah lainnya.
“Untuk event Oktoberfest ini akan kita tiadakan dulu. Kami juga akan mendiskusikan kembali kepada tim bagaimana konsep event yang akan datang, sesuai tidak dengan budaya setempat,” pungkasnya. jef