PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Banjir yang terjadi di Kota Palangka Raya selama 2 pekan terakhir terus mengalami penurunan debit air. Bahkan per Senin (18/3), beberapa wilayah seperti Jalan Mendawai Kelurahan Palangka dan Flamboyan Bawah Kelurahan Langkai banjir terlihat sudah surut dan kering.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya Hendrikus Satria Budi melalui Manajer Pusdalops PB BPBD Kota Palangka Raya Balap Sipet menjelaskan, penurunan debit air 10-20 centimeter ini terjadi hampir di seluruh wilayah yang tergenang banjir.
“Memang hampir semua wilayah yang tergenang sudah mulai kering kecuali di daerah Bereng Bengkel, Kameloh Baru, Jalan Pelatuk dan juga khusus di Jalan Mendawai sebagian besar sudah surut, namun di Mendawai Ujung masih ada genangan air sedikit,” ungkap Balap kepada Tabengan.
Sementara warga yang terdampak, lanjut Balap, jumlah rumah yang tergenang juga perlahan mulai berkurang, seiring dengan tren penurunan debit air.
“Untuk warga yang terdampak sendiri itu total sekarang ada 9.502 Kepala Keluarga (KK), dengan 32.877 jiwa terdampak dan ada sekitar 5.506 rumah yang masih tergenang,” sebutnya.
Kemudian, lanjut Balap, khusus untuk Kelurahan Langkai masih ada sekitar 62 rumah yang masih terendam banjir dan warga yang masih berada di pengungsian masih ada 42 KK dengan 110 jiwa.
Balap menjelaskan, dari warga juga sudah banyak yang meninggalkan lokasi pengungsian dan kembali ke rumah untuk membereskan rumah mereka dari bekas genangan banjir.
“Warga juga sudah banyak yang meninggalkan posko pengungsian seperti Posko Pahandut, Posko Arut, Posko KNPI sehingga semua pengungsi yang berada di masing-masing posko sudah kembali ke rumah mereka. Untuk total warga yang sudah keluar dari Posko itu ada sekitar 124 KK dan 531 jiwa,” imbuhnya.
Balap berharap warga yang terdampak banjir agar dapat kembali beraktivitas seperti biasa. Apalagi banjir ini juga kejadian yang bisa diprediksi kapan akan terjadi, sehingga ketahanan dan kreativitas warga dapat diasah dalam menghadapi kejadian banjir atau naiknya debit air sungai.
Mendawai Ujung Masih Terendam
Sementara itu, Jul (36) warga Jalan Mendawai Ujung rumahnya masih terendam banjir, di saat sebagian besar wilayah Jalan Mendawai air yang tergenang sudah surut dan kering, rumahnya masih terendam sampai mata kaki.
“Rumah saya belum kering, masih ada genangan sedikit karena kami yang di Jalan Mendawai Ujung paling dekat dengan Sungai Kahayan sehingga kami dan beberapa warga rumahnya masih terendam banjir,” kata Jul kepada Tabengan, Senin (18/3).
Jul juga sebelumnya mengungsi di Posko bersama yang lainnya, namun dia sudah kembali ke rumah untuk membereskan beberapa barang agar tidak terkena air akibat banjir.
“Kami berharap sih banjir semuanya segera surut dan sisa air tergenang ini juga bisa kering, sehingga saya dan keliarga bisa kembali ke rumah untuk menjalankan aktivitas keseharian kami,” harapnya.
Mantaren 1 Banjir Naik Lagi
Sementra itu, turunnya debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan, membawa dampak banjir air pasang di wilayah Kecamatan Kahayan Hilir, tepatnya di Desa Mantaren 1, Kabupaten Pulang Pisau, Senin (18/3).
Beberapa ruas jalan di Desa Mantaren 1 terendam air setinggi di atas mata kaki. Seperti di Jalan Ilon RT 03, masyarakat yang lingkungannya berada di dataran rendah atau berdekatan dengan DAS Kahayan, maka sangat terdampak, bahkan merendam hingga ke rumah-rumah warga.
Fendi, warga desa setempat mengatakan, naiknya debit air sampai merendam sejumlah jalan desa, dampak tingginya DAS Kahayan dan seringnya turun hujan beberapa hari ini.
“Betul, kalau Tumbang Nusa mulai terendam, maka di desa kami juga akan berdampak, dan ditambah turun hujan, maka seperti inilah,” beber Fendi.
Ditambahkan Fendi, kondisi naiknya debit air sudah menjadi langganan dalam setiap tahunnya. Apalagi ditambah beberapa parit di desa tersebut yang juga dangkal, dan bahkan beberapa drainase yang tertutup, maka meluber ke jalanan dan naik ke rumah warga.
“Parit-parit dan drainase di desa kami ini cukup dangkal dan bahkan drainasi di sepanjang jalan itu ada yang tertutup, sehingga dapat dipastikan jika air pasang naik, maka dampaknya merendam sejumlah jalan dan rumah-rumah warga,” katanya.
Fendi mengharapkan ada tindakan ataupun langkah upaya dari pemerintah setempat, agar di desanya tidak menjadi langganan banjir. c-mye/rmp