SEMINAR INTERNASIONAL-Tumbang Anoi Diusulkan Jadi Peradaban Budaya Dayak Internasional

SEMINAR INTERNASIONAL-Tumbang Anoi Diusulkan Jadi Peradaban Budaya Dayak Internasional
FOTO BERSAMA- Panitia menggelar jumpa per terkait pelaksanaan Seminar Internasional, di Palangka Raya, Rabu (20/8). FOTO TABENGAN/DEDY

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) melalui Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng akan melaksanakan Seminar Internasional terkait dengan Masyarakat Adat Dayak.

Ketua DAD Kalteng yang juga Gubernur Kalteng H Agustiar Sabran, dalam keterangan pers yang disampaikan Sekretaris Umum DAD Kalteng Yulindra Dedy, mengundang masyarakat adat Dayak untuk menghadiri Seminar Internasional yang dilaksanakan di Palangka Raya.

Yulindra Dedy menyampaikan, kegiatan dilaksanakan pada 21-24 Agustus 2025. Pada 21 Agustus dilaksanakan kegiatan bertajuk Mimbar Demokrasi di Betang Hapakat Jalan RTA Milono Palangka Raya. Kegiatan ini merupakan ruang bagi peserta untuk menyampaikan aspirasi terkait harapan, masukan, dan juga keinginan masyarakat Dayak ke depan.

“Pada tanggal 22 Agustus dilaksanakan Seminar Nasional di Kalawa Convention Hall dengan menghadirkan sejumlah narasumber seperti gubernur se-Kalimantan, dan Tokoh Dayak, Agustin Teras Narang, serta Menteri Kehutanan,” kata Yulindra Dedy.

Sementara itu, Ketua Panitia, Jhon Retai Alfrisandi menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada masyarakat kepada masyarakat yang sudah mendukung persiapan pelaksanaan Seminar Internasional.

“Acara pada Jumat (22/8), di Kalawa Convention Hall pukul 07.00, ditargetlan pukul 08.00 sudah mulai, dan dibatasi sampai pukul 11. Pembukaan dilakukan pukul 13.30, dengan narasumber dari 5 gubernur di Kalimantan, serta Tokoh Dayak, Agustin Teras Narang,” jelas Jhon Retei.

Sabtu, kata dia, dilanjutkan orasi apabila ada yang ingin menyampaikan pendapat dan pandangan, dilanjutkan musyawarah, dan wisata air hitam. Malamnya diajak dalam acara Huma Betang Night, dan menyampaikan hasil rekomendasi hasil kegiatan.

Di tempat yang sama, Ketua Steering Committee, Aswin menyampaikan, ada sejumlah tujuan dan harapan yang ingin dicapai melalui Seminar Nasional ini.

Pertama, kata Aswin, menetapkan 24 Juli Hari  Dayak Internasional. Kemudian, mengangkat dan menjadikan Tumbang Anoi sebagai peradaban budaya Dayak Internasional. Selanjutnya, meminta pemerintah pusat agar hutan desa dan hutan adat dlibatkan dalam karbon trading untuk mensejahterakan masyarakat. Juga, menyepakati langkah-langkah dalam menyikapi transmigrasi di Kalimantan, agar tidak menimbulkan masalah kedepan. Terakhir membahas masalah intoleransi, bagaimana sikap suku dayak menyikapi hal itu.

Pemprov Kalteng sendiri, kata Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik, Herson B Aden, menegaskan dukungan dalam pelaksanaan Seminar Internasional ini. Mengundang seluruh masyarakat Dayak di mana pun berada, untuk dapat hadir, dan menyukseskan pelaksanaan Seminar Internasional ini.

Menurut Herson, Seminar Internasional yang dihadiri oleh 5 gubernur ini, didasarkan pada tujuan yang sama untuk daerah dan juga NKRI. Para gubernur berpandangan, bagaimana sumber daya alam yang melimpah ini dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

Ketua Harian DAD Kalteng, Prof Andrie Elia Embang menyampaikan arahan Ketua DAD Kalteng yang juga Gubernur Kalteng H Agustiar Sabran, hasil dari Seminar Internasional yang berupa rekomendasi ini, akan secara langsung diserahkan ke Presiden RI Prabowo Subianto.

Bagi peserta yang hadir, pesan Prof Elia Embang, memberikan masukan, pandangan dan pendapat yang menyejukan. Sebab, Seminar Internasional ini dilaksanakan untuk kepentingan bangsa  dan negara khususnya masyarakat Dayak.

“Kepada semua pihak, untuk dapat menyebarkan informasi terkait Seminar Internasional ini, sehingga semua pihak dapat mengetahui, dan memberikan dukungan, serta hadir dalam menyukseskan kegiatan ini,” tutup Prof Elia Embang. ded