PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan membantah tegas isu yang beredar luas di media sosial terkait dugaan penambahan etanol pada produk Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite (RON 90). Pertamina memastikan informasi tersebut tidak benar dan menyesatkan masyarakat.
Penegasan ini disampaikan Area Manager Communication Relation (Comrel) & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Edi Mangun, Jumat (21/10).
”Pertamina Patra Niaga memastikan seluruh produk BBM, termasuk Pertalite, diproduksi dan didistribusikan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Tidak ada penambahan etanol dalam proses produksi maupun distribusi Pertalite,” ujar Edi.
Edi Mangun menjelaskan secara rinci bahwa Pertalite merupakan produk bensin dengan Research Octane Number (RON) 90 yang berasal murni dari hasil pencampuran komponen hidrokarbon eks kilang (gasoline base).
”Pertalite merupakan hasil pencampuran komponen hidrokarbon eks kilang, bukan dari bioetanol, dan hal ini dapat dibuktikan melalui uji laboratorium resmi,” jelas Edi, menjamin validitas produk yang dipasarkan.
Pertamina juga menyoroti adanya kesalahpahaman yang muncul dari percobaan mencampur Pertalite dengan air. Hasil percobaan yang kerap menampilkan dua lapisan cairan di media sosial tidak dapat dijadikan bukti adanya etanol.
”Secara ilmiah, bensin memang bersifat non-polar sehingga tidak dapat bercampur dengan air yang bersifat polar. Munculnya lapisan di bawah setelah dikocok adalah air dan sedikit komponen gasoline yang memiliki sifat kepolaran yang memang bisa larut sebagian. Fenomena ini alami dan dapat terjadi pada seluruh jenis bensin di dunia,” terangnya.
Pertamina Patra Niaga berkomitmen penuh untuk menjaga kualitas setiap produk BBM yang dipasarkan kepada masyarakat.
”Seluruh produk kami telah melalui proses quality control yang ketat di setiap tahap rantai pasok hingga SPBU,” kata Edi.
Ia juga menegaskan, percobaan yang tidak diawasi dan tidak terverifikasi dari alat uji yang terkalibrasi adalah semata praktik penyesatan informasi dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
Sementara itu, isu hoaks ini telah menimbulkan kekhawatiran di masyarakat Palangka Raya, yang terlihat dari antrean panjang di beberapa SPBU karena masyarakat beralih menggunakan Pertamax.
Menanggapi kondisi ini, Edi Mangun mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan kritis. “Pertamina Patra Niaga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah mempercayai atau menyebarkan informasi yang belum terverifikasi kebenarannya, terutama yang bersumber dari media sosial atau pesan berantai,” pungkasnya. rmp





