Hukrim  

Diduga Keracunan Massal di Peparani, Sutoyo: Pemerintah Provinsi Kalteng Siap Bertanggung Jawab

Diduga Keracunan Massal di Peparani, Sutoyo: Pemerintah Provinsi Kalteng Siap Bertanggung Jawab
Foto : ketua Panitia Pesparani yang juga Kadis DPMPTSP Kalteng, Sutoyo saat melihat kondisi peserta di RS Betang Pambelum, Minggu (23/11) malam.

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Pelaksanaan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik I tingkat Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) diwarnai insiden keracunan makanan. Sebanyak 38 peserta dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Betang Pambelum Palangka Raya, Minggu (23/11), setelah mengalami gejala mual, pusing, muntah, sakit perut hingga diare usai menyantap sarapan yang disediakan panitia.

Insiden bermula sekitar pukul 09.00 WIB, ketika peserta menerima nasi kotak berisi ayam suir, telur dadar, bihun, dan pisang. Tidak lama berselang, sejumlah peserta mengeluhkan kondisi tubuh yang menurun secara bersamaan. Panitia langsung mengevakuasi para korban ke fasilitas kesehatan.

Ketua Panitia Pesparani yang juga Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kalteng, Sutoyo, membenarkan adanya dugaan keracunan massal tersebut.

“Hasil kontrol terakhir tinggal 24 orang yang masih dalam pengawasan. Hanya satu orang yang masih mengeluh sakit perut karena belum muntah. Rata-rata peserta yang sudah membaik itu sudah muntah,” jelasnya.

Sutoyo menambahkan, berdasarkan laporan dokter, terdapat 14 pasien yang dirawat inap, 5 orang menunggu proses pemulangan, dan 5 orang menjalani skrining lanjutan.

“Total masih 24 orang dari 38 peserta awal. Gejala mereka hampir sama semua,” tambahnya.

Sutoyo menegaskan bahwa panitia bersama Pemerintah Provinsi Kalteng siap bertanggung jawab penuh atas musibah tersebut. Namun ia memilih tidak berspekulasi mengenai unsur kelalaian maupun rencana pelaporan.

“Biarkan instansi terkait bekerja sesuai tugasnya. Kita tidak pernah mengharapkan kejadian seperti ini, apalagi ini acara keagamaan. Harapannya tentu damai dan tenteram. Kalau musibah sudah terjadi, itu di luar kemampuan kita,” tegasnya.

Menurutnya, para panitia telah meminta klarifikasi kepada pihak katering terkait proses pengolahan hingga penyajian makanan.

“Kami sudah tanyakan semuanya, dari cara memasaknya, bagaimana penyajiannya dan siapa yang mengantar. Dari penilaian saya, tempat penyajiannya sudah memenuhi syarat. Namun untuk memastikan penyebab pastinya, kita serahkan sepenuhnya kepada pihak berwenang,” ucapnya.

Faktor waktu konsumsi juga menjadi perhatian panitia. Sebagian peserta tidak langsung menyantap sarapan karena mendahulukan ibadah.

“Seharusnya dimakan pagi, tapi ada yang makan siang setelah ibadah. Mungkin itu salah satu penyebab mereka jadi lebih terganggu kondisinya,” ujarnya.

Sutoyo berharap seluruh peserta yang masih dirawat segera pulih dan dapat kembali beraktivitas.

“Kita doakan saudara-saudara kita segera sehat dan kembali berlatih seperti biasa,” pungkasnya. dte