PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KpwBI) Kalimantan Tengah (Kalteng) Taufik Saleh mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap peredaran uang palsu menjelang tahun politik.
Disebutkan Taufik, menjelang tahun politik biasanya terjadi perputaran rupiah yang cukup masif. Pasalnya, menurut pengamatan Taufik, pada masa-masa kampanye menyambut pesta demokrasi banyak simpatisan dan partai politik mengeluarkan biaya untuk mencetak berbagai atribut partai, dan hal ini rentan terhadap peredaran uang palsu.
“Yang jelas menjelang tahun politik tentu uang beredar dimungkinkan bertambah karena transaksi pemenuhan aspek pesta demokrasi akan mengeluarkan ekonomi sebenarnya. Mungkin ada pasang spanduk, bagi-bagi kaos dan sebagainya,” bebernya saat dibincangi Tabengan, baru-baru ini.
Karena itu, imbuh Taufik, masyarakat perlu waspada jangan sampai uang yang bertambah dalam peredaran transaksi ekonomi adalah bukan uang asli.
“Masyarakat perlu paham mana rupiah yang asli seperti apa, sehingga tidak gampang terkecoh dengan uang yang tidak asli,” ujarnya, mengingatkan.
Dikatakan Taufik, BI Kalteng akan meningkatkan pengawasan dan mengedukasi masyarakat ciri-ciri uang rupiah yang asli. Namun, masyarakat juga diimbau selalu waspada dan memahami dengan benar ciri-ciri uang rupiah yang asli.
“Itu sebagai konsekuensi, memang di setiap pesta demokrasi kegiatan ekonomi memang marak. Uang beredar juga mengalami peningkatan. Jadi hati-hatilah,” ucapnya.
Untuk diketahui, terhitung sejak Januari hingga Juni 2023 BI, uang palsu yang masuk ke BI Kalteng sebanyak 132 lembar, terdiri dari pecahan Rp100.000 dan Rp50.000. Penemuan upal ini bersumber dari perbankan umum/PJPUR, temuan di loket penukaran/pengolahan di Bl Kalteng dan laporan dari aparat penegak hukum. dsn





