Ekobis  

70 Tahun BI di Mata OJK dan Pengamat Ekonomi Kalteng

70 Tahun BI di Mata OJK dan Pengamat Ekonomi Kalteng
Kepala Perwakilan BI Prov. Kalteng Taufik Saleh Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalteng Otto Fitriandy Pengamat Ekonomi Kalteng Fitria Husnatarina

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID– Bank Indonesia (BI) genap 70 tahun menjadi sebuah lembaga yang terus membangun ekonomi Indonesia. Berbagai macam kebijakan dan inovasi perbankan dikeluarkan BI agar perekonomian Indonesia, khususnya Kalteng sesuai dengan tuntutan zaman yang serba digitalisasi seperti saat ini.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalteng Otto Fitriandy saat dibincangi Tabengan, Selasa (4/7), menyampaikan ucapan dan apresiasi atas semua upaya BI, khususnya Kantor Perwakilan Kalimantan Tengah.

Otto mengatakan, di momen Digahayu Bank Indonesia yang ke-70 tahun, semoga dengan sinergi yang telah terjalin secara konsisten, serta mengeluarkan berbagai inovasi pada perekonomian Indonesia, BI senantiasa dapat memperkuat transformasinya, sehingga memberi kemajuan bagi negeri dan masyarakat.

Tidak ketinggalan, pengamat ekonomi Kalteng Fitria Husnatarina juga menyampaikan ucapan selamat ulang tahun yang ke-70 kepada BI.

“Yang pertama-tama mengucapkan dirgahayu kepada BI dan terima kasih kepada BI yang sudah mengawal mekanisme moneter di Indonesia bisa berjalan dengan baik dan sistematis. Juga berterima kasih untuk secara regulasi yang berkaitan dengan perbankan, juga sektor-sektor dalam keuangan di perbankan yang terkait juga fintech, mungkin pengembangan-pengembangan dari kebijakan perbankan dengan menggunakan QRis itu sebagai satu stepforward baik dan maju bagi era digitalisasi dengan electronic money,” katanya.

Dosen Fakultas Ekonomi UPR dan sekaligus Direktus Galeri Investasi BI Kampus UPR itu berharap agar BI, khususnya Kantor Perwakilan BI Kalteng, semakin lebih lagi dalam membangun semua lini berbasis kekuatan perbankan dalam menyokong ekonomi kreatif, UMKM, pelaku-pelaku usaha kecil, sehingga para pelaku usaha kecil yang ada dapat melek teknologi.
“Fintech, terutama di perbankan penggunakan cashless, aktivitas-aktivitas perbankan yang memang lebih mobile lagi bisa terakomodasi sampai pada level yang paling kecil (pelaku usaha yang paling kecil),” imbuh mantan Ketua Ikatan Akuntan Indonesia Kalteng itu.

Hal tersebut adalah sebuah bentuk pekerjaan kolaborasi, bukan hanya menjadi bagian tanggung jawab BI, tetapi juga sebagai regulator BI menjadi payung dari aktivitas perbankan Indonesia.

Fitria juga mengharapkan, BI selalu mengakses data yang lebih luas dan rinci lagi serta terelaborasi data-data ini menjadi bagian pembelajaran perguruan-perguruan tinggi di sekolah-sekolah, agar kemudian BI tidak hanya menjadi senter regulator basis data dari pembelajaran, tetapi juga sebagai pusat di mana bentuk bentuk dari inisiasi kebanksentralan itu dipelajari dengan sangat detail historisnya.

“Semoga BI semakin maju mengawal, menjadi regulator kebanksentralan yang kokoh untuk menjaga jati diri martabat Indonesia dan bagaimana menunjukkan Indonesia melalui BI adalah negara yang besar maju, beradab dan punya power,” tandasnya. dsn