Tingkatkan PAD, Fraksi Golkar Pinta Pemda Lakukan Terobosan

Tingkatkan PAD, Fraksi Golkar Pinta Pemda Lakukan Terobosan
Juru Bicara Fraksi Golkar Mariani

SAMPIT/TABENGAN.CO.ID-Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) di DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengingatkan kepada Pemerintah Daerah untuk dapat membuat terobosan dan kreativitas dalam membuka peluang guna peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) . Hal itu di sampaikan pada penyampaian pendapat akhir tentang RAPBD Kotim Tahun Anggaran 2024 di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kotim Rabu (22/11).

Juru Bicara Fraksi Golkar Mariani mengatakan dengan meningkatkan kreatifitas diharapkan PAD Kotim  dapat melampau target yang telah ditetapkan.

Disamping itu juga dirinya mendorong agar akses program dan pendanaan di setiap Kementerian perlu terus di upayakan untuk menutup program yang tidak dapat dipenuhi melalui APBD.

“Kami minta semua SOPD aktif, jemput bola komunikasi di setiap Kementrian yang relevan untuk membawa program-program tersebut ke daerah.

Disisi lain, kolaborasi semua pihak. Khususnya antara Pemerintah Daerah dan pihak swasta dalam menggerakkan pembangunan harus dilakukan oleh Pemda,” tuturnya.

Dilanjutkannya disamping anggaran daerah yang terbatas untuk dapat menangani semua pembangunan maka peran swasta menjadi sangat strategis. Sehingga menurutnya tinggal bagaimana

Pemerintah Daerah dapat mensinergikan dengan mengundang mereka untuk urun rembuk, fasilitasi, dan buat regulasi sehingga mereka dapat terlibat dengan baik dalam proses pembangunan.

Sementara itu untuk rencana dan target program pembangunan, Fraksi Golkar mendorong harus adanya perencanaan pembangunan yang terencana dan tertarget. Dimana setiap program dan target kerja setiap tahunnya harus berbasis data dan kajian riset yang kuat. Sehingga program tepat sasaran dan bisa diukur dengan nyata pencapaiannya sesuai indikator dan data yang ada.

“Saat ini banyak program yang masih belum tepat sasaran, program kegiatan di SOPD hanya copy paste dari program tahun sebelumnya. Minim evaluasi dan perbaikan kerja. Cara-cara yang dilakukan dalam implementasi program setiap tahun tidak berubah yang mengesankan hanya seremonialistik dan tidak ada upaya untuk membangun daya ungkit agar dampak dari program tersebut dapat dirasakan betul kepada rakyat,” pungkasnya. (MS)