*Pemko Naikkan Status Tanggap Darurat 14 Hari
*Layanan Pustu Pindah ke Rumah Ketua RT
PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Bencana banjir masih melanda Kota Palangka Raya. BPB-PK Kalteng mencatat, hingga Minggu (1/12), banjir berdampak pada 15 kepala keluarga di 17 kelurahan/desa dan 4 kecamatan di Palangka Raya, dengan rata-rata tinggi muka air mencapai 80 sentimeter.
Satu di antaranya kawasan Flamboyan Bawah, Gang Sepakat, Kelurahan Langkai mulai terendam. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya yang dipimpin langsung Plt Kepala BPBD Hendrikus Satria Budi bersama Anggota dan Lurah Langkai turun langsung untuk meninjau lokasi banjir di kawasan Flamboyan Bawah.
Usai meninjau, Hendrikus Budi mengatakan, banjir ini merupakan kedua kalinya yang terjadi di 2024 dan berdampak pada mobilitas warga. Dikatakan, ada juga warga yang terpaksa menggunakan jukung atau perahu kayu untuk melakukan aktivitas di luar kawasan rumahnya.
“Kami juga menerima permintaan bantuan perahu dari warga. Mungkin, nanti kita bisa siapkan untuk perahu viber, jadi bisa untuk mengantar anak-anak sekolah,” kata Budi saat diwawancarai Tabengan, Senin (2/12).
Budi menyebut, ketinggian muka air berpotensi naik. Menurutnya, banjir yang merendam rumah warga Palangka Raya ini merupakan kiriman dari Sungai Rungan. Selain itu, sudah masuk musim hujan.
Akibat dari banjir, Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya melalui BPBD Kota mengadakan rapat konsolidasi bersama semua OPD dan instansi vertikal pukul 15.00 WIB terkait penetapan status tanggap darurat banjir di Kota Palangka Raya.
“Pada hari ini (2/12) juga kami akan meningkatkan status banjir dari status siaga darurat menjadi tanggap darurat. Dan ini akan berlangsung selama 14 hari dan kalau memang belum memungkinkan akan diperpanjang lagi,” jelasnya.
Ia juga menyebut dengan adanya status tanggap darurat ini, pihaknya akan bersinergi dengan berbagai pihak untuk membuka penerimaan bantuan bagi warga terdampak banjir.
“Kita juga akan membuka posko bantuan bagi korban terdampak banjir dan dapur umum bagi para pengungsi nantinya,” pungkasnya.
Ganggu Aktivitas
Aktivitas warga terganggu akibat banjir, terutama bagi anak-anak sekolah yang saat ini sedang menjalani ujian semester. Selain itu, warga Flamboyan Bawah juga dihantui penyakit seperti diare dan malaria.
Rusdiana (60), warga Flamboyan Bawah, Gang Sepakat, mengaku khawatir jika cucunya terserang penyakit karena sering bermain banjir. Belum lagi, di sekitar rumah Rusdiana, sulit untuk melihat jalan karena terendam banjir. Sehingga anak-anak yang asyik bermain bisa saja terjatuh ke bawah jembatan.
“Ini kan jalannya jembatan, takutnya anak-anak terlalu asyik bermain jatuh ke bawah dan tenggelam,” katanya kepada Tabengan, Senin (2/12).
Hal yang sama juga disampaikan Nur Aina (48). Mayoritas rumah di Gang Sepakat ini seperti rumah panggung. Ketika anak-anak terjatuh bisa saja mereka masuk ke bawah rumah yang terendam banjir.
Karena itu, Aina selalu memantau cucunya yang bermain air bersama anak-anak lainnya. Sesekali, ia juga menegur anak-anak itu karena nyaris terjatuh.
“Mereka ini tak semuanya bisa berenang, makanya saya sambil perhatikan mereka bermain,” ujarnya.
Tahun ini, rumah Aina sudah dua kali terendam. Namun, banjir kali ini belum separah yang pertama. Saat itu, banjir merendam hampir sepinggang orang dewasa.
Ia juga masih ingat betul ketika banjir yang merendam kawasan Flamboyan Bawah sampai ke lehernya. Tinggi Aina sekira 150 sentimeter. Saat itu, warga sangat kesulitan untuk beraktivitas. “Kami berharap banjir ini dapat segera surut dan kami dapat kembali beraktivitas seperti biasa lagi,” tandasnya.
Pelayanan Kesehatan Dipindah
Meluapnya Sungai Kahayan dan tingginya curah hujan di Palangka Raya menyebabkan banjir yang merendam sejumlah permukiman, termasuk Kelurahan Pahandut Seberang. Kondisi itu mempersulit akses jalan menuju Puskesmas Pahandut Seberang, namun pelayanan kesehatan tetap berjalan dengan baik berkat upaya responsif dari pihak terkait.
Budi menyampaikan, meskipun banjir belum merendam fasilitas kesehatan, namun mobilitas masyarakat terganggu.
“Sampai saat ini alhamdulillah masih aman, tapi memang mobilitasnya terganggu. Mereka minta perahu-perahu, mudah-mudahan banjir tidak semakin tinggi,” ujarnya.
Berdasarkan pengukuran BPBD, ketinggian air mencapai rata-rata 80 cm di beberapa lokasi, seperti Pelatuk dan Pelabuhan Tangkiling.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya Andjar Hari Purnomo mengatakan, layanan kesehatan di Puskesmas Pahandut Seberang telah dipindahkan sementara ke rumah Ketua RT V.
“Pelayanan tetap berjalan dengan baik. Belum ada peningkatan signifikan terhadap penyakit akibat banjir,” katanya.
Ia menambahkan, meskipun jalan menuju puskesmas terendam, petugas kesehatan menggunakan alat mobile untuk tetap memberikan pemeriksaan dan perawatan kepada masyarakat.
Upaya kolaboratif dari BPBD dan Dinkes menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam menjaga akses pelayanan kesehatan di tengah tantangan bencana banjir. rmp/nws