OPINI  

Sekolah Bukan Tempat Mempersiapkan Masa Depan, Tapi Bagian Masa Depan

Sekolah Bukan Tempat Mempersiapkan Masa Depan, Tapi Bagian Masa Depan

Dr. Tomy Haridjaya, S.Sos.,M.M

Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Kalteng

Dalam beberapa dekade terakhir, pandangan kita tentang pendidikan mengalami pergeseran besar. Dulu, sekolah dipandang sebagai tempat untuk mempersiapkan masa depan. Siswa datang untuk belajar teori dan keterampilan yang akan berguna nanti ketika mereka dewasa dan memasuki dunia kerja. Namun kini, paradigma itu sudah tidak cukup. Di tengah perubahan zaman yang cepat, sekolah tidak lagi sekadar tempat persiapan, sekolah telah menjadi bagian langsung dari masa depan itu sendiri.

Mengapa Paradigma Ini Berubah?. Perubahan Teknologi dan Sosial yang Cepat. Teknologi telah merambah setiap aspek kehidupan. Inovasi seperti kecerdasan buatan (AI), internet of things (IoT), dan kecerdasan kolektif global membuat perubahan terjadi dalam hitungan bulan, bukan lagi dekade. Sekolah tidak bisa hanya menyiapkan siswa menghadapi masa depan yang tidak pasti. Sekolah harus menjadi laboratorium masa depan, tempat siswa belajar dan beradaptasi dengan perubahan yang sedang terjadi.

Keterampilan Abad 21 yang mendesak. Dimasa lalu, menguasai teori sudah cukup. Saat ini, dunia membutuhkan keterampilan 4C yaitu: Critical Thinking (Berpikir Kritis), Communication (Komunikasi), Collaboration (Kolaborasi), dan Creativity (Kreativitas), ditambah teknologi, resiliensi, dan empati. Keterampilan ini tidak bisa hanya diajarkan melalui ceramah, mereka harus dilatih dalam situasi nyata di lingkungan belajar yang dinamis.

Peran Sekolah sebagai Pencipta Masa Depan. Sekolah bukan hanya tempat siswa belajar tentang dunia. Sekolah menjadi tempat siswa menciptakan dunia baru. Pembelajaran berbasis proyek nyata (Project-Based Learning), program kewirausahaan, inovasi sosial, dan kolaborasi dengan dunia industri menjadikan siswa sebagai agen perubahan, bukan hanya penerima informasi.

Sekolah Masa Kini banyak menerapkan: Project-Based Learning (PBL): Siswa mengerjakan proyek yang berdampak langsung ke masyarakat, seperti pengelolaan sampah atau pengembangan aplikasi digital. Integrasi Teknologi Digital: Menggunakan perangkat lunak dan platform daring untuk belajar coding, desain, dan problem solving.

Program Kewirausahaan: Mengajarkan siswa membangun usaha kecil atau menjalankan proyek sosial. Kolaborasi Global: Menghubungkan siswa dengan sekolah dan organisasi di seluruh dunia melalui platform digital.

Lingkungan sekolah yang dulunya statis kini berubah menjadi ekosistem dinamis yang terhubung dengan dunia luar. Siswa diajak untuk tidak hanya memikirkan “nanti saya mau jadi apa”, tapi “hari ini saya mau menciptakan apa untuk masa depan”.

Masa depan bukanlah sesuatu yang akan datang, masa depan adalah sesuatu yang sedang kita ciptakan sekarang. Karena itu, sekolah tidak cukup hanya mempersiapkan siswa untuk menghadapi masa depan. Sekolah adalah masa depan itu sendiri, tempat di mana inovasi, kolaborasi, dan nilai-nilai kemanusiaan dibentuk setiap hari.

Jika kita ingin bangsa ini siap menghadapi tantangan zaman, kita perlu mendukung transformasi sekolah menjadi pusat masa depan. Tidak hanya bagi siswa, tapi juga bagi guru, orang tua, dan seluruh masyarakat.