10-16 Oktober, Kalteng Masih Potensi Hujan

10-16 Oktober, Kalteng Masih Potensi Hujan
ilustrasi hujan panas

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat Kalimantan Tengah (Kalteng) agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan.

Berdasarkan pembaruan prakiraan cuaca per 10-16 Oktober 2025, hampir seluruh wilayah Kalteng berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir, kilat, dan angin kencang.

Prakirawan Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangka Raya Chandra menjelaskan, peningkatan curah hujan diakibatkan oleh adanya pertumbuhan awan-awan Cumulonimbus yang cukup kuat di wilayah Kalteng.

“Awan Cumulonimbus ini berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai kilat atau petir, dan angin kencang berdurasi singkat, terutama pada sore hingga malam hari,” ujarnya, Jumat (10/10).

Wilayah yang berpotensi terdampak meliputi Kotawaringin Barat, Sukamara, Lamandau, Kotawaringin Timur, Seruyan, Katingan, Gunung Mas, Murung Raya, Barito Utara, Barito Selatan, Barito Timur, Kapuas, Pulang Pisau, serta Kota Palangka Raya.

Selain potensi hujan, BMKG juga memperingatkan adanya peningkatan tinggi gelombang di perairan selatan Kalteng yang diperkirakan mencapai 0,5 hingga 1,25 meter. Meski masih dalam kategori rendah, kondisi ini dapat berdampak terhadap aktivitas pelayaran, terutama bagi nelayan dan transportasi laut skala kecil.

Sementara itu, tekanan udara di wilayah Indonesia secara umum berada di kisaran 1008 hingga 1016 hPa. Pola angin di bagian utara Indonesia cenderung bertiup dari arah Tenggara-Barat, sedangkan di bagian selatan dari arah Timur Laut-Barat Daya.

“Secara umum, cuaca di Kalteng diperkirakan berawan hingga hujan ringan, dengan suhu udara berkisar antara 22°C-34°C dan kelembapan antara 55-100 persen. Arah angin dominan bertiup dari Tenggara ke Barat Daya dengan kecepatan 5-15 km/jam,” kata Chandra.

Lebih lanjut, ia mengingatkan masyarakat agar berhati-hati terhadap kemungkinan genangan air, banjir, tanah longsor, serta pohon tumbang, terutama di daerah dengan kondisi tanah labil.

“Kami juga mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan pembakaran lahan untuk alasan apa pun, karena potensi kebakaran hutan dan lahan tetap ada meski sedang musim hujan,” pungkasnya. dte