PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID- Seorang pedagang warung makan Jawa Timur di Jalan Junjung Buih Induk, Kelurahan Langkai, Palangka Raya, diduga menjadi korban kejahatan hipnotis atau gendam oleh seorang pria tak dikenal, Rabu (29/10).
Pemilik warung, Sugeng, mengisahkan peristiwa itu bermula saat seorang pria datang ke warungnya dengan ramah. Pelaku memesan 65 bungkus nasi seharga Rp25.000 per porsi, katanya untuk anak-anak yatim piatu di salah satu pondok pesantren di Jalan G. Obos.
“Dia datang sendiri naik motor tanpa helm, bilangnya mau pesan untuk anak-anak pondok. Saya sempat buatkan nota pesanannya,” tutur Sugeng saat ditemui, Kamis (30/10).
Namun, bukannya langsung membayar, pelaku malah mengajak korban berbincang panjang lebar. Dengan bahasa sopan dan penuh keyakinan, ia mengaku pernah menjadi pimpinan pondok pesantren di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat.
Dalam percakapan itu, pelaku menanyakan tentang orang tua Sugeng. Saat korban menjawab bahwa keduanya telah meninggal dunia, pria tersebut berkata bahwa cara terbaik untuk berbakti kepada orang tua yang sudah tiada adalah dengan menghibahkan Alquran ke masjid atau pesantren.
“Dia membaca doa-doa dan menulis huruf Arab yang saya tidak mengerti. Katanya, saya perlu membeli enam kitab Alqura senilai Rp990 ribu sebagai syarat doa,” ujar Sugeng.
Merasa terhipnotis dan tak ingin menolak, Sugeng kemudian menurutiajakan pelaku untuk membeli Alquran di sebuah toko buku agama di kawasan Jalan Ahmad Yani.
Dalam perjalanan, pelaku terus berbicara tanpa henti hingga tiba di sekitar Masjid Aqidah. Di sana, pelaku meminta Sugeng berwudhu terlebih dahulu agar doanya terkabul.
“Saya ikuti saja. Tapi setelah keluar dari tempat wudu, dia sama motornya sudah tidak ada. Uang di saku saya juga ikut hilang, padahal saya tidak sadar kapan dia mengambilnya,” ungkap Sugeng.
Korban mengaku seperti kehilangan kendali selama kejadian berlangsung. Ia tidak curiga sedikit pun terhadap pelaku hingga akhirnya menyadari telah menjadi korban. dte





