PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan setelah seorang siswa di MTsN 1 Palangka Raya menemukan ulat di salah satu lauk makan siang mereka, pada Rabu (12/11). Meski hanya satu ekor, temuan tersebut langsung memicu reaksi cepat dari Pemerintah Kota Palangka Raya yang menekankan pentingnya standar kebersihan dalam seluruh dapur penyedia makanan MBG.
Wakil Wali Kota Palangka Raya Achmad Zaini menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan pengawasan ketat melalui dinas-dinas terkait. Pengawasan tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga langsung ke dapur-dapur penyedia makanan.
“Kita juga melakukan pengawasan melalui dinas terkait, melalui Dinas Kesehatan, kemudian Dinas Pendidikan. Kita juga melakukan pengawasan ke dapur-dapur, berkoordinasi dengan BGN karena kita Kota Palangka Raya ini lebih ke pengawasan dan memastikan penerima manfaat itu bisa menerima manfaatnya,” ujarnya, Minggu (16/11).
Zaini menambahkan, saat ini Kota Palangka Raya telah memiliki sekitar 22 dapur MBG yang aktif beroperasi untuk memenuhi kebutuhan ribuan siswa.
“Alhamdulillah saat ini dapur-dapur di Kota Palangka Raya sudah banyak terbangun. Ada sekitar 20-an. Artinya sebagian besar penerima manfaat sudah bisa kita cover,” jelasnya.
Namun begitu, ia menegaskan bahwa pengawasan tetap harus dilakukan secara berkelanjutan, terutama ketika terjadi kasus per kasus seperti temuan ulat tersebut.
Menurut Zaini, langkah koordinasi telah dilakukan dengan berbagai pihak untuk memastikan dari mana potensi masalah berasal.
“Kita tidak bisa serta-merta menyimpulkan. Bisa jadi dari dapurnya, dari proses memasaknya, atau saat distribusi. Karena ada dapur yang mengolah makanan dari malam hari,” ujarnya.
Meski temuan ulat hanya satu, Zaini menegaskan bahwa hal itu tidak boleh dianggap sepele. “Walaupun hanya satu ekor ulat, ini tetap menjadi perhatian kita. Kita ingin memastikan bahwa makanan yang keluar dari dapur sudah sesuai standar higienis, kebersihan, dan kesehatan,” tegasnya.
Dalam kesempatan ini Zaini juga mengingatkan bahwa dapur MBG yang telah mendapatkan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) harus tetap menjaga standar operasional mereka.
“Ketika seluruh dapur mendapatkan SLHS, itu bukan berarti bebas seenaknya. Justru harus lebih berhati-hati. Kalau nanti ditemukan mereka tidak melaksanakan standar higienis dan sanitasi, SLHS itu bisa kita cabut,” ujarnya.
Pemerintah Kota Palangka Raya menyatakan meski hingga kini belum ada temuan kasus serupa dalam skala besar. Namun kasus individual seperti ini tetap mendapat penanganan serius.
“Tetap menjadi perhatian. Tidak boleh diabaikan. Kita ingin seluruh dapur terjaga kebersihan dan kesehatannya,” ujar Zaini.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Riduan turut menegaskan, meskipun Pemko telah menerbitkan SLHS, termasuk pada Dapur SPPG Jalan Diponegoro yang menjadi penyedia makanan di MTSN 1, penyelenggara dapur tetap wajib mengikuti SOP ketat dari awal hingga akhir proses.
“Mulai dari penyediaan bahan sampai pendistribusian ke sekolah, semuanya harus sesuai SOP,” terang Riduan.
Ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah memanggil Kepala SPPG untuk meminta klarifikasi dan memastikan kejadian ini tidak terulang. “Kami pastikan ke depan kasus seperti ini tidak terjadi lagi,” tegasnya.
Dengan berbagai langkah pengawasan dan evaluasi tersebut, pemerintah berharap kualitas makanan dalam program MBG semakin terjamin, sehingga seluruh siswa dapat menerima manfaat secara layak dan aman. nws





