PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID- – Upaya memperkuat literasi, melestarikan budaya lokal, sekaligus menumbuhkan keberanian siswa tampil di depan umum kembali diwujudkan melalui Lomba Karya Tulis Cerita Daerah dan Bercerita Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2025. Kegiatan yang digelar pada 17–18 November 2025 di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, ini menghadirkan semangat baru dalam dunia literasi pelajar.
Lomba yang diikuti oleh siswa-siswi SMA, SMK, dan MA ini diikuti oleh empat kabupaten/kota, yakni Kota Palangka Raya, Katingan, Gunung Mas, dan Murung Raya. Antusiasme peserta yang hadir terlihat tinggi dan penuh semangat, hal ini dibuktikan dengan adanya dialog kepada para peserta yang berlangsung aktif.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Kalimantan Tengah, Adiah Chandra Sari, mengungkapkan bahwa pada awal pendaftaran jumlah peserta cukup banyak, bahkan berasal dari kabupaten di wilayah barat hingga timur Kalteng. Namun, persyaratan lomba yang mengharuskan peserta tidak hanya menulis cerita daerah, tetapi juga membawakan cerita tersebut secara langsung, menjadi tantangan tersendiri.
“Banyak yang mundur karena ternyata tidak hanya membuat karya tulis, tetapi juga harus mampu menceritakan apa yang mereka tulis. Ini menjadi kendala bagi beberapa peserta,” tutur Adiah.
Dari banyaknya pendaftar, hanya 52 peserta yang akhirnya memenuhi syarat dan siap tampil di hadapan dewan juri. Palangka Raya menjadi daerah dengan peserta terbanyak, disusul Gunung Mas, Murung Raya, dan Katingan.
Adiah menambahkan, ke depan pihaknya akan mempertimbangkan perbaikan teknis lomba, termasuk kemungkinan memisahkan kategori antara penulisan cerita daerah dan lomba bercerita agar lebih banyak pelajar dapat berpartisipasi.
Ia juga mengungkap bahwa di saat pendaftaran sudah ditutup, masih ada peserta yang ingin bergabung. “Ini menunjukkan minat yang besar, dan tentu bisa menjadi peluang untuk pelaksanaan lomba berikutnya,” ujarnya.
Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Edi Pratowo, turut hadir memberikan apresiasi sekaligus menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi di Bumi Tambun Bungai.
Menurutnya, perhatian Gubernur Kalteng terhadap peningkatan sumber daya manusia (SDM) unggul dan berdaya saing sangat besar, termasuk melalui penyediaan sarana pendukung sekolah seperti perangkat digital untuk menulis, yang kini telah mencapai 100 persen distribusi.
“Kegiatan seperti ini sangat baik untuk mengembangkan minat pelajar dalam menulis dan bercerita tentang Kalimantan Tengah. Selain memperkaya literasi, ini juga menjadi sarana bagi generasi muda untuk mengenal budaya dan sejarah daerahnya,” jelasnya.
Edi berharap ke depan lomba dapat diikuti oleh seluruh 14 kabupaten/kota, sehingga semangat literasi merata di seluruh wilayah Kalteng.
Bunda Literasi Provinsi Kalimantan Tengah, Aisyah Thisia Agustiar Sabran, juga hadir memberikan dukungan penuh. Ia tampak antusias melihat keberanian peserta tampil membawakan cerita daerah masing-masing.
“Tidak mudah bagi anak-anak untuk berani tampil di depan dan bercerita. Tapi hari ini mereka luar biasa,” ungkapnya.
Aisyah menilai bahwa melalui lomba seperti ini, para pelajar dapat semakin mengenal cerita rakyat, tokoh pahlawan, dan budaya lokal Kalimantan Tengah, yang mulai terlupakan di tengah maraknya penggunaan media sosial dan budaya digital.
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah bersama Dinas Perpustakaan dan Arsip akan terus mendorong penguatan literasi hingga tingkat desa melalui program penyediaan dan distribusi buku-buku ke perpustakaan desa.
“Kita ingin anak-anak tidak hanya sibuk bermain TikTok, tetapi juga mengenal warisan budaya daerah mereka,” tegasnya.
Selain fokus literasi, Aisyah juga menyinggung bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia tercermin dari naiknya Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Kalteng setiap tahun. Pada 2025, angka literasi meningkat dari 68 persen menjadi 72 persen menunjukkan bahwa berbagai program literasi daerah memberikan hasil positif.
Dalam lomba ini, juri tidak hanya menilai isi karya tulis dan kesesuaian cerita dengan budaya lokal Kalimantan Tengah, tetapi juga gaya bercerita keberanian tampil, kemampuan vokal, intonasi, dan ekspresi peserta.
Peserta dituntut tidak hanya memahami cerita, tetapi juga mampu membuat pendengar terbawa suasana sebuah kemampuan penting dalam dunia literasi dan komunikasi.
Lomba Karya Tulis Cerita Daerah dan Bercerita ini menjadi salah satu wadah penting untuk melestarikan narasi lokal yang mulai memudar. Melalui tangan-tangan muda para pelajar, dongeng, legenda, sejarah, dan kisah lokal dihidupkan kembali dalam bentuk yang kreatif dan menarik.
Dari 52 peserta yang tampil, tampak jelas bagaimana upaya mempertahankan budaya lokal dapat diwujudkan melalui cara yang inspiratif dan dekat dengan dunia pendidikan.
Gelaran lomba tahun ini bukan sekadar kompetisi, tetapi juga bukti nyata bahwa literasi daerah masih memiliki tempat penting di hati generasi muda. Dengan dukungan penuh Pemerintah Provinsi, Dinas Perpustakaan dan Arsip, serta Bunda Literasi Kalteng, kegiatan ini diharapkan menjadi momentum lahirnya generasi penulis dan pencerita muda yang siap mengharumkan nama Kalimantan Tengah. nws





