PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangka Raya merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) selama satu pekan ke depan.
Dinamika atmosfer di wilayah Indonesia, khususnya Kalteng saat ini menunjukkan kondisi yang cukup aktif dan berpotensi memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan.
Secara umum, pola angin di Indonesia bagian utara bertiup dari arah Barat ke Timur, sementara di wilayah Indonesia bagian selatan angin dominan bertiup dari arah Selatan hingga Barat Laut. Pola angin ini turut memengaruhi distribusi uap air dan pembentukan awan hujan di berbagai wilayah. Tekanan udara di wilayah Indonesia pada umumnya berada pada kisaran 1005 hingga 1015 hPa.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangka Raya, Chandra Mukti, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil analisis indeks iklim global, Southern Oscillation Index (SOI) tercatat sebesar -1,1 dan masih tergolong tidak signifikan.
“Nilai SOI tersebut berada di bawah ambang ±7, sehingga tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pola konvektif di sebagian wilayah Indonesia bagian tengah dan timur,” jelasnya, Selasa (30/12).
Sementara itu, Indeks ENSO di wilayah Nino 3.4 tercatat sebesar -1,101, yang berada di luar kisaran normal ±0,8. Kondisi ini dinilai berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas konvektif di sebagian wilayah Indonesia, termasuk Kalimantan.
“ENSO dengan nilai tersebut dapat memicu peningkatan potensi pembentukan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia,” tambahnya.
Adapun Dipole Mode Index (DMI) berada pada angka +0,08 dan masih dalam kategori normal ±0,4. Dengan kondisi tersebut, DMI tidak berpotensi meningkatkan aktivitas konvektif secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat.
Untuk fenomena intra-musiman, Madden Julian Oscillation (MJO) saat ini berada pada Fase 2 dengan kondisi netral di Samudra Hindia (Indian Ocean), sehingga tidak berkontribusi besar terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
Meski demikian, kondisi cuaca di Kalteng secara umum diprakirakan berawan hingga hujan ringan, dengan potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat terjadi di sebagian besar wilayah.
“Suhu udara diperkirakan berkisar antara 23°C-33°C, dengan tingkat kelembaban udara relatif tinggi, yakni 60-100%,” ungkapnya.
Angin di wilayah Kalteng umumnya bertiup dari arah Barat Daya hingga Timur Laut dengan kecepatan berkisar 5-20 km/jam.
Chandra Mukti menambahkan, salah satu faktor yang perlu diwaspadai adalah keberadaan Gelombang Rossby Ekuator yang terpantau aktif di wilayah Kalimantan bagian selatan.
“Secara spasial, Gelombang Rossby Ekuator terpantau aktif dan berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan, khususnya di wilayah Kalimantan bagian selatan,” tambahnya.
Selain itu, terpantau pula adanya daerah perlambatan kecepatan angin atau konvergensi di wilayah Kalteng. Kondisi ini semakin mendukung proses pembentukan awan hujan, terlebih dengan dukungan kelembaban udara yang cukup basah serta labilitas atmosfer lokal yang kuat.
“Kombinasi faktor-faktor tersebut mendukung proses konvektif pada skala lokal dan meningkatkan potensi terjadinya hujan di wilayah Kalteng,” jelasnya.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lokal berdurasi singkat yang dapat disertai petir atau kilat, angin kencang, hingga angin puting beliung.
Masyarakat juga diminta berhati-hati terhadap dampak lanjutan yang mungkin terjadi, seperti genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang, terutama di wilayah rawan bencana.
“Selalu pantau informasi cuaca terbaru dari BMKG dan tingkatkan kewaspadaan, khususnya bagi masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan,” pungkasnya. dte





