PALANGKA RAYA/tabengan.co.id – Robohnya tiang SUTT jaringan listrik yang berdampak pada pemadaman total di wilayah Palangka Raya dan sekitarnya mendapat sorotan serius dari kalangan DPRD Kalteng.
Wakil Ketua Komisi B HM Asera mendesak, agar PLN mesti meningkatkan pemeliharaan ataupun pengawasan untuk fisik tiang atau sejenisnya.
Dirinya berharap pemeliharaan menjadi tindak lanjut yang juga sangat vital. Artinya pengecekan tiang secara berkala harus dilakukan dalam upaya mencegah hal serupa terjadi kembali. “PLN harus mengawasi lebih rutin. Kalau itu dilakukan dengan baik, maka para petugas mampu mengidentifikasi titik mana yang perlu perbaikan. Jadi dengan begitu tidak ada potensi roboh,” ujarnya kepada wartawan ketika ditemui di kediamannya, belum lama ini.
Asera menilai kurangnya pengawasan terhadap komponen ataupun tiang-tiang tersebut menjadi penyebab ambruknya jaringan listrik yang dianggap penting tersebut. Apalagi beberapa kawasan SUTT berair, sehingga berdampak pada besi yang karatan.
Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa dan Persatuan Pembangunan itu menegaskan, agar ada investigasi terkait robohnya jaringan SUTT tersebut oleh jajaran terkait dalam bidang pengawasan.
Tujuannya agar ke depan tidak ada lagi masalah yang sama terjadi kembali tentunya melalui pemeriksaan yang transparan dan akurat.
“Harus ada investigasi apakah ini memang benar-benar murni faktor alam atau memang ada indikasi kelalaian menyangkut pemeliharaan tersebut,” kata Legislator dari Partai PKB itu.
Selain itu dirinya juga berharap ada perhatian khusus, bagi Kalteng terkait listrik. Pihaknya menginginkan adanya subsidi khusus terkait sektor yang selama ini selalu mendapat keluhan tersebut.
Apalagi provinsi tersebut dikenal sebagai penyuplai Sumber Daya Alam (SDA) batu bara untuk energi listrik bagi Pulau Jawa dan Jakarta.
Padahal, ucapnya, di wilayah luar Kalteng itu, jarang ada keluhan kerapnya pemadaman listrik. Bahkan diduga belum pernah tiang listrik di sana mengalami kerusakan ataupun ambruk. “Ini yang harus jadi perhatian. Kita di Kalteng yang memiliki sumber energi batu bara, selalu bermasalah dengan pemadaman bergilir. Kondisi itu kadang terjadi jelang hari hari besar, dimana pemeliharaan rutin jadi alasan untuk itu. Bahkan persoalan tiang roboh juga kerap terjadi,” kata wakil rakyat dari Dapil V yang meliputi Pulang Pisau dan Kapuas tersebut.
Hal semacam ini, sebutnya, bisa dikatakan aneh dan merugikan masyarakat. Sementara itu wakil rakyat dari Dapil I yang meliputi Palangka Raya, Katingan, dan Gunung Mas Duwel Rawing mengakui, kondisi itu berdampak bagi seluruh lini yang ada.
Persoalannya kerugian tidak hanya terjadi di salah satu pihak saja, melainkan menyeluruh di mana masyarakat ataupun PLN juga terkena imbasnya. Dampak negatif yang terjadi di lingkup masyarakat sangat beragam dan kompleks.
Sebut saja seperti sulitnya melaksanakan aktivitas tanpa listrik, usaha publik menjadi tidak maksimal, hingga peningkatan antrean di SPBU yang biasanya jarang terjadi.
Maka untuk itu dirinya menyarankan agar jajaran terkait, bisa mengkaji lebih dalam terkait permasalahan tersebut. “Kejadian ini sudah dua kali terjadi, ketika beberapa tahun silam. Untuk itu perlu adanya investigasi serta solusi lainnya, agar tidak terulang kembali,” ucap anggota Komisi C tersebut.
Selain itu diperlukan juga peningkatan standar bahan material untuk berbagai tiang utama semacam SUTT agar kualitasnya tidak seperti yang sudah-sudah.
Lalu yang terpenting jajaran PLN juga harus meningkatkan intensitas pemeliharaan secara rutin, terhadap komponen-kompenen yang ada. drn