KHOTBAH JUMAT, Nikmatnya Kembali ke Masjid di Masa New Normal

 

Oleh: Dr Abdul Aziz ar-Rays Hafizhahullah
Segala puji bagi Allah pemilik karunia dan kenikmatan atas dimulainya masa-masa new normal. Setelah sebelumnya kita merasakan masa PSBB. Segala puji bagi Allah, kita kembali merasakan nikmatnya salat di masjid. Segala puji bagi Allah, Salat Jumat kembali ditegakkan. Segala puji bagi Allah, Dialah yang Maha Lembut dan mengabarkan apa yang kita kerjakan. Segala puji bagi Allah atas kenikmatan aman dan iman. Segala puji bagi Allah atas segala anugerah yang Dia berikan kepada kepada kita.
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan di masa new normal ini:
Pertama, memerhatikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan, agar keselamatan diri dan orang lain terjaga. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (Quran Al-Maidah: 2).
Dan firman-Nya,
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (Quran An-Nisa: 29).
Kedua, bersemangat untuk salat di masjid. Bersemangat untuk salat di masjid ini, tentu diiringi dengan semangat juga menaati protokol kesehatan. Dan, menuju masjid-masjid yang memang telah mendapat izin dari kecamatan.
Kecuali bagi mereka yang sakit selain ini. Atau uzur syariat. Adapun prasangka-prasangka uzur saja, maka ini bukan termasuk keringanan untuk tidak salat.
Ketiga, tidak merapatkan shaf atau salat dengan merenggangkan shaf.
Keempat, mengenakan masker. Mengenakan masker saat salat dalam kondisi normal, makruh hukumnya. Namun di saat seperti ini diperbolehkan.
Kelima, menyebarkan rasa optimis di tengah masayarakat. Sifat optimis itu dicintai Allah. Rasa optimis bisa mengurangi pengaruh buruk penyakit terhadap badan.
Keenam, siapa yang mendapat musibah dengan terpapar virus Corona ini atau penyakit lainnya, maka sadarilah hal itu merupakan ketetapan Allah. Dan, Allah tidaklah menetapkan segala sesuatu kecuali hal itu baik. Orang yang mampu, akan bisa mengetahui hikmahnya. Dan orang yang tidak tahu, dia belum bisa mengetahui hikmahnya. ist/gie