14 Kabupaten dan Kota Potensi Banjir

ISTIMEWA
JEMBATAN DITUTUP-Jembatan lintas Kuala Kurun-Palangka Raya Km 0,200 meter dari jembatan batu Mahasur RT 14 Kecamatan Kuala Kurun terjadi longsor jalan,  Selasa (18/10). Tampak petugas mengamankan lokasi longsor di jalan menuju Jembatan Batu Mahsur

 

*47.136 Warga Kalteng Terdampak Banjir

*Waspada Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

*9 Daerah Terdampak Banjir: Kabupaten Katingan, Kotim, Pulang Pisau, Lamandau, Seruyan, Sukamara, Kobar, Barito Utara (Barut) dan Kota Palangka Raya

*35 Kecamatan, 184 Desa, 16.424 KK

* Jalan Jembatan Batu Mahasur Longsor

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID– Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Tjilik Riwut Kota Palangka Raya melaporkan prakiraan cuaca di Provinsi Kalteng hingga 21 Oktober 2022, umumnya berawan hingga hujan ringan dan berpotensi hujan sedang hingga lebat di sebagian besar wilayah.

“Suhu udara berkisar antara 23°C hingga 32°C. Kelembapan udara berkisar antara 70% sampai 100%. Angin umumnya bertiup dari arah timur  ke barat dengan kecepatan berkisar antara 10 km per jam,” kata prakirawan cuaca BMKG Kota Palangka Raya, Rahmat Alfandy.

Pihaknya mengingatkan agar waspada potensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang di sebagian besar wilayah Kalteng. Juga diingatkan agar waspada potensi adanya genangan air, banjir, banjir bandang, tanah longsor dan pohon tumbang akibat terjadinya hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang di wilayah Kalteng.

Peta Waspada Hujan Lebat, Petir dan Angin Kencang di Kalteng

“Waspada adanya pertumbuhan awan konvektif (Cumulonimbus) yang dapat berpotensi hujan intensitas sedang hingga lebat, dan menimbulkan angin kencang, serta menambah tinggi gelombang di wilayah pesisir dan perairan selatan Kalteng,” pungkasnya.

Senada, Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya Chandra Mukti Wijaya mengungkapkan, satu minggu ke depan sebagian besar wilayah Kalteng masih berpotensi hujan sedang hingga lebat, yang dapat disertai petir, kilat dan angin kencang.

“Saat ini sudah memasuki musim penghujan dan juga didukung oleh faktor dinamika atsmosfer, yang beberapa hari ini labil,” ujarnya kepada Tabengan, Selasa (18/10).

Kelabilan atmosfer tersebut dikarenakan adanya pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Kalteng, yang menimbulkan ada pertemuan angin atau massa udara (konvergensi). Hal ini berdampak pada tumbuhnya awan-awan Comulonimbus di pagi, siang menjelang malam dan dini hari.

Chandra juga menjelaskan beberapa daerah yang berpotensi rawan banjir di Kalteng, dengan beberapa kategori tinggi dan menengah. Untuk yang tinggi diprediksikan pada Kabupaten Barut, khususnya di Kecamatan Lahei.

Selain itu, wilayah lain yang masuk kategori menengah seperti Barsel, Bartim, Barut, Gumas, Kapuas, Katingan, Palangka Raya, Kobar, Kotim, Lamandau, Mura, Pulang Pisau, Seruyan dan Sukamara.

Di kabupaten-kabupaten itu, tentunya beberapa wilayah yang memang diprediksikan berpotensi cuaca dengan hujan intensitas sedang hingga lebat.

9 Kabupaten/Kota Banjir

Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Falery Tuwan menyampaikan, sekarang ini ada sejumlah wilayah di Kalteng yang terdampak banjir.

Berdasarkan update data sampai dengan 17 Oktober 2022, jelas Falery, ada 9 daerah yang terdampak banjir, terdiri dari 8 kabupaten dan 1 kota. Kabupaten Katingan, Kotawaringin Timur (Kotim), Pulang Pisau, Lamandau, Seruyan, Sukamara, Kotawaringin Barat (Kobar), Barito Utara (Barut) dan Kota Palangka Raya.

Falery menyebutkan, 9 daerah yang terdampak banjir itu semuanya ditetapkan status Tanggap Darurat Banjir.  Ada 35 kecamatan yang terdampak banjir, dengan jumlah yang paling banyak di Kabupaten Seruyan sebanyak 9 kecamatan. Kabupaten Lamandau 7 kecamatan, sementara Kabupaten Katingan, Kabupaten Kotim dan Palangka Raya masing-masing 4 kecamatan, Kabupaten Kobar 3 kecamatan, Kabupaten Sukamara 2 kecamatan, dan Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Barut masing-masing 1 kecamatan.

“Ada sebanyak 16.424 Kepala Keluarga yang terdampak banjir. Sementara jumlah jiwa mencapai 47.136 jiwa. Jumlah itu tersebar di 184 desa atau kelurahan di Kalteng. Ada yang masih bertahan, dan ada pula yang terpaksa mengungsi. Pengungsi mencapai 61 KK, dengan jumlah jiwa mencapai 235,” kata Falery, di Palangka Raya, Selasa (18/10).

BPBPK Kalteng, lanjut Falery, terus melakukan komunikasi dengan BPBD Kabupaten dan Kota. Berbagai perkembangan kondisi banjir, khususnya masalah korban banjir dan wilayah yang terdampak banjir, disampaikan secara terus menerus. Hasil koordinasi dengan kabupaten dan kota, bahan bagi BPBPK Kalteng dalam mengambil langkah ke depan.

Falery menegaskan, BPBPK Kalteng selalu siap dalam mendukung penanganan bencana di daerah. Apabila memang ada hal-hal yang memerlukan dukungan provinsi, tim akan langsung diturunkan untuk mendukung penanganan bencana yang ada di daerah. Sebab itulah, komunikasi dan koordinasi secara baik dilakukan untuk mengupdate kondisi bencana yang terjadi sekarang ini.

 

Jalan Longsor di Kuala Kurun

Sementara itu jalan menuju jembatan Batu Mahasur Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas, aspalnya tergerus air hingga terjadi longsor pada badan jalan selebar 2,5 meter. Petugas Polres Gunung Mas memasang rambu-rambu untuk pengguna jalan setempat. Akibat kejadian tersebut petugas terpaksa tidak memperbolehkan mobil dan truk untuk melintasinya jalan tersebut.

Mobil dan truk terpaksa harus menggunakan jasa fery penyeberangan untuk memasuki kota Kuala Kurun.

Kasat Lantas Polres Gunung Mas AKP Azmi Halim Permana, membenarkan kejadian tersebut.

“Ruas jalan ini ditutup total, jadi jika ingin melanjutkan perjalanan, bisa melewati ferry penyeberangan dari kota Kuala Kurun dan juga bisa melalui jalan alternatif Kuala Kurun – Tumbang Hakau,” ungkapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Gunung Mas Bariyen menjelaskan bahwa rusaknya ruas jalan tersebut diduga akibat cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari ini di Kuala Kurun.

“Kondisi longsor kemungkinan besar karena terjadi pergeseran/gerakan tanah akibat aliran air dibawah tanah akibat cuaca ekstrem,” ungkap Bariyen melalui telephone selular.

Ia menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN), agar segera dilakukan penanganan. Karena ruas jalan tersebut merupakan ruas jalan Nasional.

“Untuk penanganan lebih lanjut dan lama penanganan, kamis menunggu koordinasi lebih lanjut dengan pelaksana lapangan dari BPJN,” terangnya. c-hen/ded/rgb/drn