KATINGAN/TABENGAN.CO.ID-Gerhana matahari atau gerhana bulan merupakan salah satu kebesaran dan kekuasaan Allah SWT untuk memperingatkan kepada seluruh hambanya dan sekalian alam semesta. Demikian bagian dari khotbah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Katingan H Al Muzahidin, saat melaksanakan salat sunat gerhana matahari, di Masjid Al Gufron, Jalan Tjilik Riwut KM 4,5 Kasongan, Kamis pagi (20/4).
“Jadi kita sebagai seorang Muslim diminta untuk melaksanakan salat sunat gerhana tersebut sebanyak dua rakaat. Kemudian membaca doa khutbah. Salah satu tujuannya adalah mensyukuri apa saja yang diberikan oleh Allah SWT kepada hambanya dalam hal keberadaan alam semesta yang diciptakan oleh Allah SWT ini,” kata Ustadz Al Mujahidin, seraya menyebutkan, tidak terlepas pula dari kekuasaan yang Allah perlihatkan kepada hamba-hambanya yang beriman.
Ustadz Al Mujahidin mempertegas, bahwa salat sunat gerhana ini dianjurkan oleh nabi kita Rasulullah Muhammad SAW, “Jika engkau bertemu dengan gerhana matahari atau gerhana bulan, maka laksanakanlah salat sunat”. Selain itu perbanyaklah berdoa dan berzikir serta bersedekah kepada sesama hamba Allah.
“Adapun sebagian manfaat orang yang melaksanakan salat sunat gerhana ini, adalah untuk menghidupkan salawat Nabi Muhammad SAW, dan sebagai bahan edukasi bagi generasi Muslim dari tataran menengah hingga ke tataran terbawah. Sehingga apa saja yang mereka lakukan ketika datangnya gerhana matahari atau gerhana bulan,” kata Ustadz Al Mujahidin.
Selanjutnya untuk memperlihatkan atau membuktikan bahwa gerhana merupakan kebesaran Allah SWT, menurutnya meliputi luasnya bumi dan langit. Maksudnya, jika kita ingin melihat lebih jauh lagi kebesaran Allah SWT, maka jauh lebih besar lagi dari pada gerhana matahari yang kita saksikan saat ini.
“Intinya gerhana matahari yang kita saksikan saat ini hanya sebagian kecil kekuasaan Allah SWT yang diperlihatkannya kepada hambanya,” jelasnya.
Kalau mau jujur, artinya kita mengakui bahwa kita sebagai hambanya merupakan orang yang lemah dan tidak ada-apanya di hadapan Allah SWT. Sehubungan dengan itulah kita harus menyadari dan banyak minta ampun kepada Allah SWT.
“Karena, ini adalah bagian dari tamzil istilah-istilah yang barangkali nantinya dijadikan semacam kehati-hatian kita di dalam meniti kehidupan lain,” ujar Ustadz Al Mujahidin menggingatkan.aris munandar