Palangka Raya Darurat Karhutla

Palangka Raya Darurat Karhutla
MASKER– Pelajar tampak menggunakan masker dalam proses belajar mengajar dikarenakan semakin tebalnya asap akibat kebakaran lahan di wilayah Kota Palangka Raya, Senin (2/10).TABENGAN/YULIANUS

+ 14.960 Warga Terpapar ISPA

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Pemerintah Kota Palangka Raya secara resmi meningkatkan status menjadi tanggap darurat karhutla dari sebelumnya berstatus siaga bencana karhutla.

Peningkatan status tanggap darurat yang ditetapkan itu, selain karena titik api atau hotspot yang terus mengalami peningkatan, juga akibat kabut asap sudah berpengaruh terhadap kesehatan dan aktivitas penerbangan yang ada di wilayah setempat.

Pj Wali Kota Palangka Raya Hera Nugrahayu mengatakan, peningkatan status menjadi tanggap darurat terhitung sejak 29 September hingga 12 Oktober 2023 mendatang. Kenaikan status dilakukan berdasarkan SOP kebencanaan, khususnya berkaitan dengan karhutla. Salah satunya seperti ISPU yang sudah menunjukkan kategori tidak sehat.

“Faktor lainnya adalah titik panas atau hotspot yang sudah semakin meningkat. Sebaran lahan yang terbakar setiap harinya juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan,” kata Hera, Senin (2/10).

Dengan telah ditetapnya status menjadi tanggap darurat, Hera menambahkan jika telah mempersiapkan pusat komando dalam melakukan penanganan karhutla.

“Seluruh unsur dan stakeholder kita libatkan, baik itu dari pemerintah daerah, TNI-Polri serta relawan-relawan yang ada di Kota Palangka Raya,” tuturnya.

ISPA Meningkat

Sementara itu, kasus inspeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Palangka Raya mengalami trend peningkatan pada September 2023. Dua Puskemas di Palangka Raya sering mendapati pasien yang berobat karena mengalami ISPA.

Kepala UPTD Puskemas Bukit Hindu Hellyana mengatakan, per bulan September ini jumlah pasien yang berobat di Puskesmas setempat mengalami kenaikan 51 pasien, dibanding Agustus 450 pasien.

“Bulan September ini kami melayani 501 pasien, mengalami kenaikan 51 dibandingkan bulan Agustus lalu. Karena sedang trendnya kenaikan ISPA disebabkan kabut asap,” kata Hellyana.

Terpisah, Kepala Puskemas Pahandut Muhammad Rizal menjelaskan, pihaknya juga melayani pasien yang kena ISPA mengalami signifikan. Jumlahnya mencapai 101 pasien pada September ini.

“Pasien ISPA yang berobat ke Puskemas Pahandut ini tidak hanya berasal dari Kelurahan Pahandut saja, namun bisa berasal dari berbagai kelurahan lainnya,” kata Rizal.

Jumlah pasien ISPA yang berobat ke Puskesmas Pahandut pada Agustus mencapai 339 pasien. Jumlahnya naik pada September 2023 menjadi 440 pasien.

Sementara pihak  Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Sylvanus, saat dikonfirmasi mengenai peningkatan kasus ISPA dan diare menolak memberikan keterangan.

14.960 Warga Terpapar ISPA

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya, sebanyak 14.960 masyarakat Kota Palangka Raya terpapar ISPA.

Kepala Dinkes Kota Palangka Raya Andjar Hari Purnomo mengatakan, berdasarkan data yang diperoleh sejauh ini ada 14.960 masyarakat yang terpapar ISPA selama Januari-September 2023.

“ISPA yang dirasakan masyarakat  merupakan dampak dari kabut asap yang ditimbulkan pasca kejadian karhutla,” katanya, Senin (2/10).

Dijelaskan, Januari terjadi sebanyak 2.291 kasus dan mengalami penurunan pada Februari dengan total 1.890 kasus. Peningkatan kemudian terjadi pada dua bulan berikutnya, Maret 1.936 kasus dan April 2007 kasus.

“Kasus ISPA sempat mengalami penurunan drastis pada tiga bulan berikutnya, yakni Mei 894 kasus, Juni 898 kasus dan Juli 629 kasus,” jelasnya.

Akan tetapi, tegas Andjar, ISPA kembali meledak seiring dengan maraknya karhutla pada Agustus dan September. Di mana Agustus terjadi 1.740 kasus dan September sebanyak 2.675 kasus. “Mereka yang rentan dalam ISPA adalah balita dan lanjut usia,” tuturnya.

Sementara, dikutip dari data BPBD Kota Palangka Raya, sejak Januari-Oktober 2023 telah terjadi sebanyak 435 kejadian dengan total luasan terbakar kurang lebih mencapai 301,42 hektare. fwa/jef/rba