PALANGKA RAYA/TABENGAN.O.ID – Pendapatan pedagang pasar Blauran dan pasar tradisional di Kota Palangka Raya yang menjual berbagai macam pakaian, terus mengalami penurunan signifikan. Hal ini akibat kalah bersaing dengan sistem penjualan digitalisasi, yakni e-commerce.
Alif, pedagang pakaian pria di Pasar Blauran, mengatakan, pendapatan penjualan kian menurun akibat sistem adanya e-commerce yang kian merajai pasar.
“Penjualan saya 2 tahun belakangan ini mengalami penurunan pendapatan, hasilnya juga cuman buat nutup modal dan bayar lapak, syukur-syukur ada untung sedikit,” kata Alif, Selasa (14/11).
Hal yang sama juga dialami seorang penjual baju wanita Desy. Ia merasakan sangat berkurangnya pendapatan sebelum ada Covid-19 yang melanda. Karena waktu itu awal mula e-commerce yang ramai digandrungi konsumen.
“Ditambah lagi (wabah) Covid-19 makin hancur-hancuran sampai saat ini,” ungkapnya.
Para pedagang setempat meminta pemeritah Kota Palangka Raya, untuk turun tangan membantu mereka mencarikan solusi agar pasar kembali ramai pembeli dan pendapatan pedagang kembali naik.
Sementara itu, menurut Dosen FEB UPR/Peneliti Institute For Economic Research and Training (INTEREST) Suherman, masalah e-commerce ini tidak bisa dijadikan kambing hitam atas penurunan pendapatan dari pasar tradisional.
“Semuanya ini adalah new normal yang terjadi atas kebiasaan selama pandemi Covid-19 yang lalu yang memaksa konsumen terbiasa dengan transaksi virtual melalui market place,” kata Suherman.
Ia menuturkan, pangsa pasar saat ini disebabkan evolusi kebiasaan konsumen yang dulunya terbiasa belanja offline beralih jadi online.
“Karena dipaksa oleh keadaan, akhirnya kebiasaan pada 2020-2021 jadi permanen sampai sekarang,” tuturunya
Ia menyarankan agar pedagang pakaian di pasar tradisional dan blauran ini harus mengikuti trend new normal dengan menjajaki sistem digitalisasi seperti e-commerce dan market place yang ada sekarang, biar bisa ikut bersaing.
“Pedagang pakaian maupun pedagang lainnya harus mulai menjajaki new trend, karena persaingan sistem penjualan mulai ketat, apalagi sekarang e-commerce merajai pasar di Indonesia,” pungkasnya.
Adaptasi di Era Modern
HM Khemal Nasery, anggota Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, menyampaikan, bahwa sulit untuk menghindari perkembangan zaman dan perkembangan teknologi saat ini. Karena itu, ia mendorong para pedagang yang masih menerapkan pola konvensional atau tradisional untuk melakukan perubahan, seiring dengan tuntutan perkembangan zaman.
“Di Palangka Raya ada yang namanya Hobbies Market. Ini harus dimanfaatkan karena situasi ini tidak bisa dihindari. Para pedagang tradisional, konvensional harus meng-upgrade sumber daya manusianya. Sehingga produknya juga bisa dijual tidak hanya secara manual tapi juga online, itu harus menjadi tuntutan zaman,” jelas Khemal, baru-baru ini.
Ia menekankan bahwa masyarakat harus beradaptasi, dan di Kota Palangka Raya tidak boleh tertinggal dalam era modern ini.
“Karena masyarakat juga banyak yang bertransaksi melalui handphone atau gadget masing-masing, ini tuntutan. Bagaimana kita jangan sampai dalam situasi seperti ini dengan perkembangan ilmu teknologi informasi kita tertinggal, tidak meng-upgrade SDM kita, ini harus,” ungkapnya. jev/rba