PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID- Kerja keras penari yang menjalani latihan setiap hari, mulai sore hingga malam, bahkan subuh selama 2 pekan terakhir, ternyata membuahkan hasil yang sangat manis.
Rombongan yang terdiri dari kolaborasi 5 sanggar di Kota Palangka Raya ini berhasil menyambet juara umum dalam ajang bergengsi nasional Parade Tari Nusantara ke-39 Tahun 2023 di Gedung Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.
Penata Tari dari Sanggar Taring Betang Batarung Tris Sofia ini mengaku hampir tidak percaya dengan capaian yang mereka raih.
Target awal hanya memberikan penampilan yang terbaik sebagai kontingen dari Provinsi Kalimantan Tengah, mereka justru memenangkan beberapa kategori.
Di antaranya meraih predikat Penata Tari Terbaik atas nama Tris Sofia, Penata Musik Terbaik atas nama Fransiscus Daniel Christian, masuk dalam kategori 10 penyaji terbaik dan Juara umum.
“Untuk target, pasti semua mengharapkan bisa raih juara umum. Namun mengingat waktu kita latihan saat itu sangat singkat, kami berpikir bisa dapat juara kategori 10 Penyaji Terbaik itu pun sudah bersyukur karena lawan atau tandingan kita dari provinsi lain itu sangat luar biasa. Mereka bahkan melakukan persiapan dari 1 tahun sebelumnya,” beber Tris.
Ia menambahkan, tim kesenian perwakilan Kalteng yang berangkat ke Jakarta ini merupakan hasil seleksi Festival Budaya Isen Mulang tahun 2022 lalu, dimana Sanggar Betang Batarung meraih juara 1 dan berhak mewakili Kalteng.
Namun pada tahun 2022 lalu, kegiatan Parade Tari Nusantara tingkat Nasional di Jakarta ditiadakan , dan baru diadakan lagi pada November tahun 2023 ini.
“Kami mengetahui informasi kegiatan ini sekitar 20 hari sebelumnya, sehingga melakukan latihan secara penuh selama 2 minggu. Dimana materi tari yang sebelumnya (Festival Isen Mulang 2022) terjadi perombakan tarian, termasuk perombakan total dari segi musik dan personil,” katanya.
Adapun personil tim kesenian yang tampil, dari 5 sanggar yakni dari Sanggar Betang Batarung, sanggar Tut Wuri Handayani, Sanggar Riak Renteng Tingang, Sanggar Kahanjak Huang, dan Sanggar Hagantang Tarung. Ditambah 2 personil dari ISI Yogyakarta yang merupakan putra daerah Kalteng.
“Prosesnya sangat singkat dan padat. Kami latihan dari jam 3 sore sampai jam 12 malam bahkan hingga jam 1 malam. Jadi kami benar-benar persiapan karena mewakili Kalteng itu harus maksimal,” tukasnya.
Ia mengharapkan prestasi yang diraih Kalteng ini akan terus dipertahankan hingga beberapa tahun kedepan, dan ini menjadi bukti di mata nasional hingga internasional bahwa Kalteng memiliki kebudayaan yang indah dan mempesona.rca
