Ekobis  

Risiko Transaksi Gunakan QRIS 

Risiko Transaksi Gunakan QRIS 
Dosen Teknologi Informasi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Palangka Raya Heri Setiawan

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID- Seiring majunya perkembangan teknologi, pembayaran secara konvensional pun kini semakin berkurang dengan hadirnya pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Hadirnya QRIS membantu para pelaku usaha dan konsumen dalam melakukan transaksi tanpa harus menyiapkan uang maupun kembalian. Meski begitu, sejumlah potensi kerawanan keamanan masih tetap ada terhadap metode QRIS.

Dosen Teknologi Informasi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Palangka Raya Heri Setiawan mengatakan, penggunaan pembayaran melalui QRIS memiliki beberapa risiko atau konsekuensi yang perlu diperhatikan, baik oleh Merchant maupun Pengguna Layanan.

Di antaranya terkait keamanan, QRIS menawarkan kemudahan dalam pembayaran di antaranya adalah kemudahan transaksi pembayaran, pencatatan histori transaksi, bahkan di situs resmi QRIS menawarkan aplikasi Kasir yang terintegrasi.

Di antara kemudahan tersebut, juga ada potensi risiko keamanan terkait dengan potensi pencurian data atau penyalahgunaan informasi pembayaran dengan mengganti kode QRIS. Di sini pengguna pembayaran QRIS harus tetap mengecek nama Merchant di aplikasi pembayaran, apakah sudah sesuai dan sama atau tidak dengan nama tujuan penerima/toko/pemilik toko.

Jika tidak sesuai/tidak sama, maka jangan melanjutkan proses pembayaran. Metode pembayaran QRIS tetap melalui otoritas/verifikasi pengguna layanan.

“Jadi, kontrol penuh saat melakukan pembayaran tetap ada pada pengguna aplikasi pembayaran tersebut. Untuk Merchant QRIS menyediakan aplikasi dashboard QRIS yang memiliki fitur pengecekan dana masuk. Jadi antara Merchant dan Pengguna layanan pembayaran dapat sama-sama memastikan transaksi sudah sesuai dan benar,” katanya, Kamis (7/12).

Risiko atau konsekuensi lainnya adalah keterbatasan penerimaan, meskipun semakin banyak pedagang dan penyedia layanan yang menerima pembayaran melalui QRIS, namun masih ada juga beberapa tempat atau pedagang yang belum menggunakan metode pembayaran ini.

Karena dari situs resmi QRIS terdapat biaya admin yang dibebankan kepada Merchant saat ingin melakukan penarikan dana. Sehingga hal ini menjadi pertimbangan bagi merchant atau pedagang menggunakan metode pembayaran QRIS. Jadi jika Merchant ingin menggunakan QRIS, juga harus memerhatikan tambahan biaya-biaya admin ini.

Kemudian, ketergantungan pada teknologi, penggunaan QRIS membutuhkan perangkat yang kompatibel dan koneksi internet yang stabil. Jika ada masalah teknis atau gangguan jaringan, pembayaran menggunakan QRIS dapat terhambat atau tidak dapat dilakukan.

Terakhir adalah kehilangan perangkat. Jika perangkat yang digunakan untuk membayar menggunakan QRIS hilang atau dicuri, maka informasi pembayaran berisiko dapat diakses oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Penting untuk memahami risiko ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat saat menggunakan pembayaran QRIS.

“Intinya saat menggunakan layanan pembayaran dengan proses transaksi menggunakan uang elektronik dengan metode transfer bank, scan QR, maupun dompet elektronik tertentu di dalam platform digital, maka kita harus lebih teliti dan cek ulang, sebelum memutuskan untuk menekan tombol ok atau transfer saat melakukan pembayaran melalui aplikasi Financial Technology (FinTech),” pungkasnya. fwa