Oleh Pdt. Herianto, S.Th
Gembala Jemaat GSJA Pancaran Kasih Palangka Raya
“Maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: ‘Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!’ Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi.” (ay. 26)
Dengan kondisi dunia yang tidak menentu seperti saat ini, dalam keadaan tertekan dan terdesak banyak orang kadang menggadaikan integritas diri dan imannya.
Ketika kondisi menjadi semakin sukar, posisi seperti terjepit, maka yang paling muda untuk dilakukan adalah mencari kambing hitam untuk membenarkan setiap tindakan yang kita lakukan, sekalipun tindakan itu kita tahu keliru dan keluar dari kebenaran firman.
Berdasarkan firman Tuhan yang kita baca hari ini, maka kita perlu belajar dari kaum Lewi. Alkitab dalam Keluaran 32:26 mencatat bahwa satu satunya kaum yang berdiri teguh untuk terus memilih taat pada Tuhan sekalipun dalam posisi terjepit adalah kaum Lewi. Jika kita merenungkan bagaimana krisis rohani terjadi diantara orang Israel diakibatkan bahwa tidak ada yang tahu kapan Musa turun dari gunung Sinai, sementara seluruh kaum Israel sangat bergantung akan sosok kepemimpinan Musa yang membawa mereka keluar dari Mesir. Hal ini tampak dalam hal bagaimana Harun yang harusnya teguh membujuk bangsa itu untuk bersabarpun justru mengijinkan bangsa Israel membangun patung lembu emas. Tindakan yang sangat bertentangan dengan kehendak TUHAN, meskipun Harun bukanlah orang yang bertanggung jawab atas kedegilan hati orang Israel tersebut. Oleh sebab itu dari peristiwa pemberontakan bangsa Israel tersebut, kita mendapatkan pembelajaran dari sikap kaum Lewi yaitu:
1.Ketaatan sejati pada Tuhan tidak tergantung pada kondisi dan perasaan, tetapi pada sebuah keputusan total. Dalam kondisi apapun, sekalipun tak ada yang mendukung atau dipihak kita, ketaatan total kepada Tuhan adalah kunci untuk kita hidup dalam berkat dan perkenanan TUHAN.
2.Ketaatan sejati tidak berkompromi untuk mengorbankan integritas diri apapun alasannya. Harun mengorbankan integritas imannya sebagai imam. Namun kaum Lewi tidak. Mereka berdiri teguh mempertahankan integritas iman mereka, sekalipun kaum yang lain bersorak dan berpesta menyembah patung lembu emas buatkan Harun. Dalam posisi terjepit sekalipun, mengadaikan integritasimanbukanlahpilihan. Maka tak heran kaum Lewi mendapat berkat khusus dari Tuhan.
Hidup akan memperhadapkan kita pada situasi dimana kita merasa terjepit, kita merasa tidak ada yang mendukung, namun apakah kita akan mengadaikan integritas iman seperti Harun? Atau kita memilih seperti kaum Lewi yang tetap teguh memihak kepada Tuhan dan kebenaran firmanNya Tidak ada iman yang tidak diuji, bagaimanapun iman yang kuat adalah iman yang tahan uji dan total tidak kompromi dengan dosa. Pada akhirnya kitalah yang memilih iman dan integritas diri kita. Tuhan Yesus memberkati.