Homy School, Kenalkan Kesenian Barongsai pada Anak 

Homy School, Kenalkan Kesenian Barongsai pada Anak 
TABENGAN/LIDIAWATI PERAYAAN–Meriahnya perayaan Cap Go Meh di Vihara Avalokitesvara, Jumat (23/2).

PALANGKA RATA/TABENGAN.CO.ID-Sejumlah anak memberi angpao kepada Barongsai Singa Emas di Vihara Avalokitesvara. Kegiatan tersebut untuk mengenalkan kesenian Barongsai pada anak-anak sekaligus menyambut perayaan Cap Go Meh, Jumat (23/2).

Cap Go Meh merupakan salah satu perayaan terbesar masyarakat Tionghoa, sekaligus termasuk rangkaian kegiatan Imlek.

Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkien, “Cap Go” yang berarti lima belas dan “Meh” yang bermakna malam. Sesuai dengan namanya, perayaan ini dilangsungkan pada hari kelima belas Tahun Baru China.

Ketua Panitia Perayaan Cap Go Meh Roy mengatakan, anak-anak yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD dan SMP. Total yang hadir sekitar 130 orang.

“Tujuannya kalau Imlek yang biasanya Cap Go Meh, sekalian bawa anak-anak, ini kan kita merayakan Cap Go Meh juga untuk anak-anak, sekalian nonton Barongsai. Iya jadi mau memperkenalkan ke anak bahwa vihara itu seperti ini, ada Barongsai, biar berkenalan dengan budaya lain, tempat ibadah,” ucapnya, saat diwawancara, di Vihara Avalokitesvara, Palangka Raya, Jumat.

Ia mengungkapkan, kegiatan kunjungan tersebut merupakan trip bulanan dari sekolah, seperti ke airport, pemerintahan, namun karena momen imlek, pihaknya memilih berkunjung ke tempat ibadah.

“Biasanya kita adakan tradisinya di homy school, tahun ini kita ke vihara. Ini pertama kali berkunjung ke vihara. Rangkaian acaranya ada penjelasan perkenalan imlek dan Cap Go Meh, games, ada nonton Barongsai, dan makan bersama lontong Cap Go Meh,” sebutnya.

Ia berharap, Imlek berbicara tentang kebersamaan sehingga bisa mempererat persaudaraan anak-anak.

Sementara itu, pengurus Vihara Avalokitesvara Waskito mengungkapkan pihaknya menyambut baik kegiatan kunjungan tersebut.

“Kunjungan Homy School ini kami menyambut baik dan mengucapkan terima kasih karena vihara kami dijadikan tempat pembelajaran keberagaman di negara kita yang mempunya enam agama yang dianut, salahnya satunya vihara yang merupakan tempat ibadah. Kemarin sebelum Homy School ini juga ada Golden School untuk studi juga mengenalkan tradisi dengan anak-anak,” ujarnya.

Ia menyampaikan, Cap Go Meh merupakan tradisi warga Tionghoa yang tidak memandang agama, sehingga semua yang keturunan Tionghoa apapun agamanya tetap datang untuk mengikuti tradisi Cap Go Meh ini.

“Cap Go Meh ini artinya bulan terang ketika bulan purnama dan dilaksanakan 15 hari pasca perayaan Imlek. Jadi biasanya pada saat Cap Go Meh ini kita melakukan doa untuk pengharapan-pengharapan di tahun berikutnya supaya jauh lebih baik. Jadi malam ini kita akan menyambut bulan purnama sekaligus juga ada penampilan barongsai,” pungkasnya. lidiawati