Kembali kepada Peribadatan dan Kehidupan Kudus

Kembali kepada Peribadatan dan Kehidupan Kudus

+Mengatasi Kekeringan Spiritual dalam Kehidupan Kita

(Hosea 2:10 dan Ratapan 2:5-6)

Pdt Yenny Dwi Ratnawati S.Th

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus, kembali kita diajak untuk merenungkan tentang sebuah kondisi dimana kekeringan rohani membawa dampak negatif dalam hidup. Sehingga tanpa disadari, kita akan kehilangan sebuah penyembahan kepadaTuhan, dan hal itu mungkin terjadi dalam hidup kita: yakni kehilangan penyembahan dan peribadatan yang kudus. Hosea 2:10, mengingatkan kita akan pentingnya memperhatikan bagaimana kita menjalani kehidupan rohani kita. Seiring dengan itu, kita juga akan merujuk kepada ayat-ayat dalam Kitab Ratapan untuk memperdalam pemahaman kita tentang konsekuensi dari kehilangan kebaktian dan kudus.

II.Sukacita yang Hilang

Hosea 2:10 menggambarkan gambaran yang menyedihkan tentang kehilangan sukacita spiritual. Hari raya, bulan baru, hari Sabat, dan perayaan tidak lagi dihargai seperti seharusnya. Ini bukan hanya tentang ritual, tetapi tentang hubungan intim kita dengan Tuhan. Kebaktian/ peribadatan dan penyembahan adalah cara kita mengekspresikan cinta, hormat, dan dedikasi kita kepada-Nya.

Bagaimana dengan kita hari ini? Apakah kita merasa kehilangan sukacita rohani dalam hidup kita? Apakah kita memperlakukan hari Minggu sebagai Sabat atau hari istimewa yang diwajibkan oleh Tuhan atau hanya sebagai hari libur yang rutin.

III.Konsekuensi dari Kehilangan Penyembahan

Kita melihat dampak yang mengerikan dari kehilangan penyembahan kepada Tuhan dalam Kitab Ratapan, khususnya pada pasal 2, ayat 5-6. Tuhan menjadi seperti seteru bagi Israel karena mereka melupakan-Nya. Tempat-tempat ibadah dihancurkan, dan perayaan diabaikan. Hal ini membawa pada kesadaran akan betapa pentingnya ibadah dan penyembahan dalam hubungan kita dengan Tuhan.

Ketika kita kehilangan peribadatan dan penyembahan, sejurus dengan itu, kita juga kehilangan pandangan yang jelas tentang Tuhan. Kita menjadi rentan terhadap godaan dan kebingungan, seperti kemah yang diratakan dan tempat pertemuan yang dihancurkan. Kehilangan peribadatan dan penyembahan membawa konsekuensi serius, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi komunitas dan hubungan kita dengan Tuhan.

IV.Panggilan untuk Kembali kepada Kebaktian dan Hidup Kudus

Namun demikian, walaupun kita mungkin telah merasakan kekeringan saat beribadah dan merasa kehilangan sukacita saat menyembah, masih ada harapan. Firman Tuhan disisi yang lain, penuh dengan panggilan untuk kembali kepadaNya dalam kebaktian dan kekudusan. Misalnya, dalam Mazmur 95:6, kita dipanggil untuk sujud menyembah dan bertelut di hadapan Tuhan, pencipta kita.

Panggilan ini bukanlah panggilan yang bersifat menghakimi, tetapi panggilan yang penuh kasih dari Tuhan yang ingin merestorasi hubungan kita denganNya. Dia menawarkan kekuatan dan kemurahanNya kepada kita jika kita bersedia kembali kepada-Nya dalam kebaktian yang tulus dan kudus.

V.Korelasi dengan Karya Kristus di Salib sebagai Fokus Penyembahan Umat Kristen

Dalam kondisi rohani yang kering dan jauh dari hidup kudus, jangan sampai melupakan karya Kristus di salib. Salib adalah tempat di mana kasih Allah dinyatakan dengan penuh kekuatan dan penuh pengorbanan. Itu adalah tempat di mana dosa kita dihapuskan dan hubungan kita dengan Tuhan dipulihkan.

Ketika menatap ke salib, mengingatkan bahwa ibadah bukanlah sekadar kewajiban atau rutinitas, tetapi tanggapan kita atas kasih yang tak terukur dari Kristus. Dia memberikan hidupNya sebagai korban penghapus dosa, sehingga kita dapat hidup dalam kudus dan setia kepadaNya.

Peribadatan tidak lagi hanya menjadi kewajiban, tetapi menjadi tanggapan atas karya penyelamatan Kristus. Melalui ibadah yang tulus dan kudus, kita mengungkapkan penghargaan atas kasihNya yang tak terbatas dan mengalami kembali kuasa pemulihan dan pembebasan yang diberikanNya kepada kita melalui salib.

Oleh karena itu, fokus penyembahan umat Kristen haruslah Kristus dan karyaNya di salib. Saat kita berkumpul dalam ibadah, mari kita mempersembahkan diri sepenuhnya kepadaNya, memuji dan menyembahNya karena kasihNya yang besar dan pengorbananNya yang sempurna. Inilah inti dari kebaktian Kristen: pengakuan atas Kristus sebagai Tuan dan Juruselamat kita yang telah memberikan segalanya bagi kita.

Dengan demikian, dalam kehilangan kebaktian dan kudus, kita diingatkan kembali akan kehadiran Kristus di tengah-tengah hidup kita, menguatkan untuk hidup dalam pengabdian dan penyembahan yang tulus kepadaNya setiap hari.

Mari melangkah maju dalam kehidupan rohani dengan penuh keberanian dan keyakinan, mengikuti teladan Kristus yang memberikan hidupNya bagi kita di salib. Marilah menyatakan kembali komitmen untuk hidup dalam penyembahan dan kudus, sebagai tanggapan atas kasih dan pengorbananNya yang tak terbandingkan. Dan marilah terus mengangkat namaNya tinggi dalam segala hal.

VI.Penutup

Oleh karena itu, marilah kita dengan kesadaran yang mendalam akan pentingnya ibadah dan kekudusan hidup. Jangan mengabaikan ibadah dan penyembahan kepadaNya, sebab akan membawa kepada kekeringan spiritual yang berdampak pula dengan kekudusan hidup kita. Sebaliknya, marilah merespons panggilan Tuhan untuk kembali kepada-Nya dengan hati yang tulus dan rendah hati.

Bersama-sama, kita akan memulihkan sukacita rohani dalam hidup kita dan memperkuat hubungan kita dengan Tuhan. Marilah berdoa untuk memohon kemurahan dan kekuatanNya saat kita berkomitmen untuk hidup kudus dan beribadah dalam setiap aspek kehidupan kita. Kiranya Tuhan memberkati kita semua dalam perjalanan kehidupan rohani kita. Amin.