“No Crown Without The Cross”

"No Crown Without The Cross"

Pdt Daniel Susanto

Salam Kasih dan Damai Sejahtera bagi Kita Semua!

Sungguh sukacita dan penuh syukur karena kembali kita semua dapat memperingati dan merayakan Paskah, peristiwa yang penuh kegembiraan dengan ditandai oleh kebangkitan Kristus dari kematian. Pada momen ini, kita dapat merenungkan sebuah tema yang mengatakan “No Crown Without The Cross” atau “Tidak Ada Mahkota Tanpa Salib”. Tema ini mengajarkan kita bahwa kesenangan dan keberhasilan sejati tidak bisa terwujud tanpa melewati ujian dan tantangan, seperti Kristus yang harus menghadapi salib sehingga DiriNya Dimuliakan Allah Bapa di Surga.

“No Crown Without The Cross” atau “Tidak Ada Mahkota Tanpa Salib” mencerminkan prinsip fundamental dalam teologi Kristen yang menekankan bahwa kemenangan dan kemuliaan sejati datang melalui pengorbanan dan penderitaan. Sejumlah tokoh gereja dan teolog Kristen telah merumuskan pandangan mereka mengenai tema ini.

Berikut adalah pandangan dari beberapa tokoh terkenal:

Santo Augustinus dari Hippo (354–430): Santo Augustinus, dalam karyanya “Confessions” dan “The City of God,” menyoroti tema penderitaan dan pengorbanan dalam konteks kehidupan Kristen. Ia mengajarkan bahwa salib Kristus adalah jalan menuju keselamatan dan kehidupan kekal.

Dietrich Bonhoeffer (1906–1945), seorang teolog Jerman yang hidup pada masa Nazi, menekankan pentingnya memikul salib dalam mengikuti Kristus. Ia menunjukkan bahwa pengorbanan dan penderitaan adalah bagian integral dari kehidupan Kristen yang sejati.

John Stott (1921–2011), seorang teolog dan pengajar Inggris, menulis banyak tentang pentingnya salib dalam teologi Kristen. Dalam bukunya “The Cross of Christ,” ia menjelaskan bahwa salib adalah pusat dari iman Kristen dan bahwa kita tidak bisa mengharapkan mahkota tanpa melewati pengorbanan.

Paus Fransiskus: Paus Fransiskus juga telah menekankan tema “No Crown Without The Cross” dalam ajaran dan khotbah-khotbahnya. Ia menyoroti pentingnya mengikuti teladan Kristus yang memilih jalan penderitaan untuk memberikan keselamatan bagi umat manusia.

Timothy Keller: Timothy Keller, seorang pendeta dan penulis terkenal, dalam bukunya “The Reason for God,” menyoroti konsep penderitaan dan kebangkitan sebagai dasar iman Kristen. Ia mengajarkan bahwa kehidupan Kristen yang sejati melibatkan melewati penderitaan dan salib, tetapi pada akhirnya membawa ke kebangkitan dan kemuliaan.

Pandangan tokoh-tokoh ini mencerminkan konsensus dalam teologi Kristen bahwa salib adalah jalan menuju kehidupan sejati dan mahkota kekal. Konsep ini mengajarkan bahwa penderitaan bukanlah akhir, tetapi merupakan bagian dari perjalanan menuju kemuliaan yang dijanjikan oleh Kristus.Top of Form

  1. Memahami Arti Salib:

Filipi 2:8 (TB) “dan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri dan taat sampai mati, bahkan mati di salib.”

Sebagaimana diketahui bersama bahwa Kristus yang adalah Anak Allah yang Maha Kuasa pun tidak luput dari salib. Melalui salib-Nya, kita diberikan contoh kehendak-Nya untuk tunduk pada kehendak Bapa. Begitu juga dalam kehidupan kita, seringkali kita harus melewati penderitaan dan ujian sebelum kita bisa mencapai puncak kemenangan.

  1. Tidak Ada Mahkota Tanpa Salib:

1 Petrus 5:10 (TB) “Dan Allah dari segala kasih karunia yang melimpah, yang telah memanggil kamu dalam Kristus Yesus untuk mendapat bagian dalam kemuliaan-Nya yang kekal, Ia sendiri akan menyempurnakan, membimbing, menguatkan dan mengokohkan kamu.”

Ketika dalam menghadapi kesulitan, janganlah kita lupa bahwa Allah tidak pernah meninggalkan anak-anakNya. Ia mempersiapkan mahkota kemuliaan bagi kita, tetapi kadang-kadang kita harus melewati jalan salib untuk mencapainya. Tantangan dan ujian bukanlah akhir dari cerita hidup kita, melainkan bagian dari proses untuk mencapai kemuliaanNya.

Sebagai contoh adalah seorang atlet Olimpiade yang memenangkan emas setelah melalui latihan yang keras dan melewati cedera. Kemenangan itu bukan hanya tentang medali emas, tetapi tentang perjalanan dan ketekunan selama proses. Begitu juga dalam hidup kita, setiap tantangan bukan hanya penghambat, tetapi merupakan bagian dari kisah pribadi kita menuju mahkota yang telah disiapkan Tuhan.

Sebagai pelengkap, mari kita renungkan humor dan sindiran bijak ini: “Orang zaman sekarang seringkali mencari mahkota tanpa bersedia memikul salib. Mereka ingin kenyamanan tanpa pengorbanan. Tapi ingat, bahkan Mutiara yang indah didapat dari butiran pasir yang masuk ke dalam tubuh kerang, dan keramik yang indah didapat dari proses yang panjang dari sebuah tanah liat. Begitu juga dengan kita, mahkota sejati ditemukan ketika kita mau melewati lika-liku perjalanan hidup yang sulit.”

Kita patut bersyukur atas salib yang kita pikul dan percayalah bahwa di balik setiap tantangan, ada mahkota kemuliaan yang menanti. Kita merayakan Paskah bukan hanya sebagai peringatan kemenangan Kristus, tetapi juga sebagai inspirasi dan dorongan untuk melewati setiap salib dalam hidup kita.

Semoga frasa “No Crown Without The Cross” memberikan kita keberanian dan keyakinan bahwa setiap salib yang kita pikul akan membawa kita lebih dekat kepada kemuliaan yang telah dijanjikan oleh Tuhan.

Selamat Paskah, Tuhan memberkati kita semua! Amin.