Aktivitas Tambang di Kobar Rusak Jalan Desa di Pangkalan Bun

Aktivitas Tambang di Kobar Rusak Jalan Desa di Pangkalan Bun
ISTIMEWA PERTAMBANGAN-Tampak aktivitas tambang di wilayah Desa Kubu, Kobar, yang dikeluhkan masyarakat karena merusak jalan desa.

PANGKALAN BUN/TABENGAN.CO.ID – Kondisi ruas jalan di Desa Kubu, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) sangat memprihatinkan. Jalan yang dibangun pemerintah daerah untuk aktivitas masyarakat, saat ini rusak parah akibat aktivitas pertambangan pasir Silica.

Hal itu mendapat sorotan keras dari Wakil Ketua II DPRD Kobar Bambang Suherman. Dia meminta jangan dibiarkan. Pemda Kobar agar segera menegur pihak perusahaan pertambangan pasir Silica yang beroperasi di wilayah itu.

Dikatakan, keberadaan perusahaan tambang ini menjadi dilema, di sisi lain pemerintah daerah membutuhkan pendapatan asli daerah, akan tetapi sisi lain kesejahteraan masyarakat pun terabaikan.

“Jalan tersebut dibangun pemerintah daerah untuk masyarakat, bukan disediakan untuk perusahaan tambang. Kasihan masyarakat kita, akibat jalan rusak parah, kesulitan mengeluarkan hasil perkebunan mereka. Ini harus jadi perhatian pemerintah daerah. Memang benar kita dituntut untuk meningkatkan PAD melalui pajak MBLB (Mineral Bukan Logam dan Batuan), tetapi kalau sampai pembangunan infrastruktur rusak parah, bagaimana dengan nasib masyarakat kita,” kata Bambang kepada Tabengan, Rabu (29/5).

Menurutnya, kerusakan jalan yang paling parah terjadi di areal menuju Bumi Perkemahan (Bumper). Untuk itu, pihak perusahaan harus bertanggung jawab atas kerusakan jalan tersebut, pemerintah daerah Kobar pun diminta jangan berdiam diri.

“Ini harus menjadi perhatian Pemda Kobar, khususnya yang membidangi pertambangan. Mohon bisa ditegurlah pihak perusahaan pertambangan,” tegasnya.

Bambang mengatakan, jalan tersebut dibangun untuk kepentingan masyarakat sekaligus untuk kepentingan Bumper. Harapannya jalan yang sudah ada supaya dijaga dan dirawat.

“Itu bukan jalan perusahaan, harusnya perusahaan tambang ini ikut merawat dan memperbaiki. Warga sangat  terganggu, terutama para petani yang ingin mengeluarkan hasil kebunnya, jangan sampai karena Kobar membutuhkan PAD dengan adanya investor, tetapi masyarakat jangan dikorbankan,” pungkasnya. c-uli