PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Persoalan kemiskinan masih menjadi momok di Kalimantan Tengah (Kalteng). Masih ada ratusan ribu warga Kalteng yang hidup di bawah garis kemiskinan. Tersebar di seluruh daerah.
Berdasarkan Data Survei Sosial Ekonomi Nasional oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, jumlah penduduk miskin menurut kabupaten/kota di Kalteng per triwulan ke-3 tahun 2023 terdapat sebanyak 142,17 ribu orang.
Meskipun secara keseluruhan jumlah tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 145,10 ribu, namun angka tersebut masih saja tergolong cukup tinggi.
Sementara daerah kabupaten/kota dengan angka kemiskinan tertinggi ditempati oleh Kotim dengan jumlah 26,57 ribu orang, disusul Kapuas 19,19 ribu orang, lalu Seruyan 15,71 ribu orang. (data lengkap pada tabel).
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Leonard S Ampung mengatakan, masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem masih ada di beberapa daerah di Kalteng. Indikator kemiskinan diukur berdasarkan penghasilan per keluarga dan lain-lain.
“Kami mengupayakan agar kemiskinan ekstrem itu bisa dientaskan melalui berbagai program, diminimalkan perlahan-lahan,” ucap Leonard kepada awak media, baru-baru ini.
Ia mengatakan, Pemprov Kalteng menjalankan program bantuan langsung dan penciptaan lapangan kerja sebagai bagian dari upaya menekankan angka kemiskinan. Program konkretnya seperti program ketahanan pangan, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), dan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Kami juga menyediakan pinjaman-pinjaman lunak yang digelontorkan Pemprov Kalteng melalui Bank Kalteng. Pinjaman itu diharapkan bisa menciptakan kemandirian ekonomi oleh keluarga melalui peningkatan pendapatan,” katanya.
Ia mengungkapkan pendataan atau validasi data sangatlah penting untuk pengentasan kemiskinan di Kalteng. Tentu pendataan harus dilengkapi dengan nama dan alamat. Kemudian update data juga terus dilakukan karena data sangat berperan dalam upaya memberantas kemiskinan melalui bantuan dan lain sebagainya.
“Dari data itu kami bisa memberikan bantuan-bantuan, sehingga masyarakat kita itu bisa keluar dari garis kemiskinan ekstrem. Bisa berupa bantuan langsung seperti pemberian sembako atau modal usaha untuk meningkatkan pendapatan,” ujarnya.
Kemiskinan tak ayal menciptakan berbagai dampak di banyak sektor. Seperti kesehatan, pendidikan dan kondisi sosial kemasyarakatan. Pemerintah daerah (pemda) kabupaten/kota diminta menggencarkan upaya pengentasan kemiskinan. Tak semata menerima laporan di atas kertas, tetapi juga harus terjun ke lapangan. ldw