Produk Khas Kalteng Hiasi Stan Dekranasda di Expo 2025

Produk Khas Kalteng Hiasi Stan Dekranasda di Expo 2025
KERAJINAN – Gubernur Kalteng Agustiar Sabran bersama Ketua TP-PKK Kalteng Aisyah Agustiar Sabran berserta Forkopimda Kalteng saat meninjau Stand Pameran Dekranasda di Kalteng Expo 2025, Minggu (18/5) malam. FOTO TABENGAN/YULIANUS

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Memperingati Hari Jadi Ke-68 Kalimantan Tengah, Provinsi Kalteng menggelar Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) dan Kalteng Expo tahun 2025. Kegiatan tersebut digelar di beberapa tempat, salah satunya halaman GOR Indoor Palangka Raya yang menjadi lokasi Kalteng Expo 2025.

Pemerintah Kabupaten/Kota ataupun dinas yang ada di Provinsi Kalteng pun ikut memeriahkan Kalteng Expo 2025 dengan menampilkan berbagai produk olahan Kalteng, termasuk Dekranasda Kalteng yang dinakhodai Ketua Dekranasda Kalteng Aisyah Thisia Agustiar Sabran.

Suasana stan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kalimantan Tengah pada Expo 2025 tampak ramai pengunjung. Beragam produk kerajinan tangan lokal dipamerkan dan dijual di stan tersebut, mulai dari batik, tas rotan, aksesoris, hingga sumping yang mencerminkan identitas budaya Kalteng.

Dhea, staf Dekranasda Kalteng, menjelaskan, pada expo kali ini seluruh produk yang dipamerkan merupakan hasil karya para perajin lokal.

“Untuk tahun ini, semua produk kita bawa, untuk batik, tas-tas, dan aksesoris. Yang pastinya khas-khas Kalimantan Tengah,” ujarnya, di Palangka Raya, Senin (19/5).

Produk-produk ini dijual dengan harga yang beragam, menyesuaikan jenis dan tingkat kerumitan pembuatan.

“Kalau dari harga, kita jual dari Rp30.000 ada untuk aksesorisnya,” jelas Dhea.

Untuk baju, khususnya kaos khas Kalteng, dipasarkan mulai dari harga Rp120.000. Sementara itu, batik khas Kalteng dibanderol mulai dari Rp500.000.

Tas rotan menjadi salah satu produk unggulan yang paling diminati masyarakat. Tas ini dijual mulai dari harga Rp350.000.  “Itu paling murah,” tambah Dhea.

Tak hanya tas dan batik, sumping atau hiasan kepala juga tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran. Produk ini cukup banyak diminati, terutama sebagai pelengkap penampilan dalam acara resmi.

“Itu biasanya untuk dijadikan aksesoris semisal rapat atau ada pertemuan. Itu ciri khasnya di Kalteng,” terang Dhea.

Meski dijual di bawah naungan Dekranasda, produk-produk ini seluruhnya berasal dari perajin lokal.

“Untuk Dekranasda, kita semuanya produk dari perajin. Jadi kita cuma jadi wadah saja,” katanya. Ia menegaskan, para perajin tidak langsung menjual produknya, tetapi menitipkannya kepada Dekranasda untuk dipasarkan.

Expo 2025 sendiri digelar dari pukul 10.00 pagi hingga 22.00 malam. Selain menjadi ajang promosi produk lokal, Dhea menyebutkan ada informasi mengenai kemungkinan adanya penilaian atau lomba antarstan.

“Kalau stan, aku dengar-dengar sih iya, nanti katanya ada penjuaraan juga sih,” ucapnya.

Ketika ditanya mengenai harapan untuk kegiatan Expo ke depannya, Dhea berharap agar produk-produk lokal Kalteng semakin dikenal luas dan disukai oleh masyarakat nasional.

“Semoga produk para UMKM semakin banyak digemari. Jadi semakin banyak yang menggunakan juga. Dan kita semakin terkenal di kaca nasional,” harapnya.

Ia juga berharap dengan keikutsertaan Dekranasda Kalteng dalam Expo 2025 ini, kerajinan khas daerah tak hanya mampu bersaing di pasar lokal, tetapi juga mampu menembus pasar nasional hingga internasional. ldw