Gabungan Sopir Jawa Timur Minta Maaf

Gabungan Sopir Jawa Timur Minta Maaf
Koordinator GSJT, Supriyono

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Gabungan Sopir Jawa Timur (GSJT) menyampaikan permohonan maaf kepada publik menyusul beredarnya video yang memuat ancaman penutupan pelabuhan di empat provinsi, yakni Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Ancaman tersebut muncul sebagai respons terhadap penertiban truk Over Dimension Over Loading (ODOL) oleh Gubernur Kalteng H Agustiar Sabran.

Koordinator GSJT, Supriyono, melalui unggahan di akun TikTok resmi @GSJT yang dikutip pada Selasa, (22/7) memberikan klarifikasi dan menyampaikan permintaan maaf atas kegaduhan yang terjadi.

“Saya menyampaikan permintaan maaf apabila video kami yang beberapa hari lalu beredar berkaitan penyikapan kami terhadap video yang juga beredar terhadap kawan-kawan unit ODOL yang dilakukan rahasia atau penindakan,” ujar Supriyono.

Supriyono menuturkan bahwa pihaknya sebelumnya telah menghadiri audiensi dengan pemerintah pusat pada 24 Juni lalu untuk membahas persoalan truk ODOL, yang dihadiri sejumlah pejabat dari Kementerian Perhubungan, Kepolisian, hingga Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

“Kami bersepakat untuk menjadi keputusan bersama, berkaitan dengan truk unit ODOL logistik, bahwa tidak akan ada penindakan sampai adanya regulasi yang baru. Kami menuju zero ODOL di tahun 2027,” jelasnya.

Lebih lanjut, GSJT sempat beranggapan bahwa langkah penindakan ODOL yang dilakukan di Kalimantan Tengah bertentangan dengan hasil audiensi tersebut. Namun, setelah dilakukan klarifikasi, mereka memahami bahwa tindakan itu merupakan bagian dari penegakan Peraturan Daerah yang difokuskan pada sektor tertentu.

“Perdanya berkaitan dengan tambang, perhutanan, dan perkebunan, yang hanya menyasar truk-truk besar bermuatan hasil tambang, kayu, dan sawit,” terang Supriyono.

GSJT, menurutnya, tetap mendukung upaya pemerintah dalam menyusun regulasi yang tepat terkait penanganan kendaraan ODOL dan mengajak seluruh pihak untuk menjadikan persoalan ini sebagai tanggung jawab bersama.

“Kami tidak membawa nama soal menyinggung-nyinggung dan membawa nama SARA, suku, ras, dan agama. Tapi semua lebih pada kecintaan kami pada NKRI,” tegasnya.

Mengakhiri pernyataannya, Supriyono kembali menekankan bahwa video tersebut tidak dimaksudkan untuk memprovokasi, melainkan bentuk kepedulian terhadap nasib para sopir logistik.

“Kami mohon maaf apabila banyak kawan-kawan yang merasa tersinggung atau merasa peduli dengan video kami. Kami tidak bermaksud apa-apa, hanya sebagai bentuk kepedulian kami terhadap pengemudi ODOL, khususnya di sektor angkutan logistik,” pungkasnya. jef/rmp