OPINI  

Waspadai Kolesterol Tinggi Pintu Gerbang Menuju Stroke

Waspadai Kolesterol Tinggi Pintu Gerbang Menuju Stroke

+Kolesterol Tinggi dan Stroke Ancaman Nyata di Tengah Gaya Hidup Modern

Penulis: dr. Ribka Mei Arti Sagala, MKM

Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Stroke adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu. Ini bisa menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan otak, bahkan kematian. Di Indonesia, stroke menempati urutan pertama penyebab kematian dan kecacatan jangka panjang.

Stroke masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Banyak orang mengaitkannya dengan tekanan darah tinggi, padahal ada satu faktor risiko lain yang sering terlupakan: kolesterol tinggi atau yang dikenal dalam dunia medis sebagai hiperkolesterolemia.

Stroke kini bukan hanya menyerang lansia. Data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa 1 dari 4 kasus stroke terjadi pada usia di bawah 55 tahun. Salah satu penyebab utamanya: hiperkolesterolemia, atau kadar kolesterol tinggi dalam darah. Namun, banyak masyarakat belum memahami bahwa kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia) merupakan salah satu faktor risiko utama yang dapat dicegah.

Apa Itu Kolesterol?

Kolesterol adalah zat lemak yang secara alami diproduksi oleh hati dan juga berasal dari makanan hewani. Kolesterol dibagi menjadi dua jenis utama:

  • LDL (Low-Density Lipoprotein) – disebut sebagai kolesterol jahat karena dapat menumpuk di dinding pembuluh darah dan membentuk plak.
  • HDL (High-Density Lipoprotein) – disebut kolesterol baik karena membantu mengangkut LDL keluar dari tubuh.

Kolesterol sebenarnya dibutuhkan tubuh. Ia penting untuk pembentukan hormon dan dinding sel. Namun, jika kadarnya berlebihan, kolesterol bisa menjadi musuh dalam selimut.

Apa Itu Hiperkolesterolemia?

Hiperkolesterolemia adalah kondisi ketika kadar kolesterol total, terutama kolesterol jahat (LDL), melebihi batas normal. Menurut pedoman WHO dan Perhimpunan Dokter Spesialis Jantung Indonesia, kadar kolesterol total di atas 200 mg/dL dan LDL di atas 130 mg/dL perlu diwaspadai.

Masalah muncul ketika kadar LDL terlalu tinggi dan HDL terlalu rendah. Plak yang terbentuk akibat LDL akan menyempitkan pembuluh darah, termasuk yang menuju ke otak. Jika terjadi sumbatan total, maka otak akan kekurangan oksigen dan nutrisi. Inilah yang disebut stroke iskemik

Bukti Terbaru dari Dunia Medis

Berdasarkan kajian sistematis terhadap 12 jurnal internasional antara tahun 2020–2025 yang dilakukan tim peneliti, ditemukan bahwa:

  • Kadar LDL tinggi berkaitan erat dengan peningkatan risiko stroke iskemik, bahkan hingga 2,5 kali lipat.
  • Rasio LDL/HDL yang tidak seimbang mempercepat proses aterosklerosis.
  • Pasien dengan hiperkolesterolemia dan diabetes memiliki risiko stroke dua kali lebih tinggi dibanding yang hanya menderita salah satunya.

Salah satu studi dari China (2023) menunjukkan bahwa penggunaan rutin obat statin mampu menurunkan risiko stroke sekunder hingga 30%. Studi lain dari Inggris mengamati bahwa diet rendah lemak jenuh dan tinggi serat bisa mengurangi kadar LDL hingga 15% dalam waktu 3 bulan.

Mengapa Masalah Ini Mendesak?

Banyak orang tidak sadar bahwa mereka memiliki kolesterol tinggi. Tidak seperti tekanan darah tinggi yang bisa terasa, kolesterol tinggi tidak menunjukkan gejala hingga terjadi komplikasi serius. Inilah yang membuatnya dijuluki sebagai “silent killer”.

Faktor gaya hidup sangat berperan: konsumsi makanan tinggi lemak jenuh (seperti gorengan, daging olahan, fast food), kurang gerak, merokok, dan stres adalah penyebab utama peningkatan kolesterol.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

  1. Periksa kolesterol secara rutin. Pemeriksaan darah sederhana dapat mengetahui kadar total kolesterol, LDL, HDL, dan trigliserida.
  2. Atur pola makan. Pilih lemak sehat dari ikan, alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun. Kurangi gorengan, makanan cepat saji, dan santan.
  3. Rutin berolahraga. Aktivitas fisik 30 menit sehari membantu menurunkan LDL dan meningkatkan HDL.
  4. Jika perlu, konsumsi obat penurun kolesterol. Obat seperti statin direkomendasikan pada pasien berisiko tinggi, namun harus atas resep dokter.
  5. Berhenti merokok dan kurangi alkohol. Keduanya memperparah kerusakan pembuluh darah.

Kesimpulan

Stroke bukan hanya disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Kolesterol yang tidak terkontrol adalah faktor pemicu utama yang sering luput dari perhatian. Dengan deteksi dini, gaya hidup sehat, dan terapi tepat, stroke bisa dicegah jauh sebelum terjadi.

Masyarakat perlu memahami bahwa menjaga kadar kolesterol hari ini berarti menjaga fungsi otak, jantung, dan kehidupan esok hari.

Stroke tidak terjadi secara tiba-tiba. Ia merupakan hasil akumulasi dari banyak faktor risiko, dan kolesterol tinggi adalah salah satu yang paling signifikan namun sering diabaikan. Dengan mengenali dan mengendalikan kadar kolesterol sejak dini, kita dapat mencegah banyak tragedi kesehatan yang sebenarnya bisa dihindari.

Karena mencegah stroke dimulai bukan dari ruang UGD, tetapi dari kesadaran kita terhadap gaya hidup dan angka kolesterol hari ini.***